Dengan kondisi ini, publik bertanya-tanya: apakah ibadah haji yang semestinya “mabrur” malah dijadikan ladang “makmur” oleh segelintir pejabat?
Jika benar, maka doa “labbaik Allahumma labbaik” mungkin terdengar sayup-sayup kalah oleh bisikan “labbaik fulusumma labbaik”.(Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”