“Jangan cuma jadi pelengkap kekuasaan eksekutif. Kalian dipilih rakyat, bukan dipelihara rakyat,” tegas Yudha disambut sorakan massa.
Aksi sempat memanas dengan pembakaran ban di gerbang DPRD. Spanduk tuntutan terbentang, orasi bergantian menggema, sementara aparat TNI, Polri, Satpol-PP, hingga Damkar berjaga ketat. Namun situasi tetap kondusif hingga aksi bubar sekitar pukul 17.15 WIB.
Seorang warga, Wahyu (37), yang ikut menyaksikan aksi, menyindir perilaku wakil rakyat Purwakarta. “Ada yang suka bohong, ada juga yang berusaha jujur. Tapi kebanyakan, ya… lebih pintar ngomong ketimbang kerja,” ujarnya ketus.
Sri Fuji menegaskan, seluruh tuntutan baik nasional maupun lokal akan diteruskan ke DPR RI. Namun massa mengingatkan, janji saja tidak cukup. Aspirasi harus benar-benar dikawal sampai di pusat, bukan sekadar catatan rapat yang akhirnya berdebu di meja birokrasi.
“Kalau kalian terus abai, krisis legitimasi akan semakin dalam. Saatnya para pemimpin menentukan sikap: berdiri bersama rakyat, atau sekadar menjaga kursi kekuasaan,” tutup Yudha.(Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”