“Bupati Garut larut dalam pesan inspiratif film Cahaya Untuk Ibu, sementara warganya masih larut dalam antrean panjang puskesmas dan biaya kesehatan yang mencekik.”
LOCUSONLINE, GARUT – Sore itu, bioskop Sams Studio di Garut Kota jadi saksi ketika Bupati Abdusy Syakur Amin menyempatkan diri menonton Cahaya Untuk Ibu. Film yang katanya penuh pesan inspiratif itu dipuji sebagai karya anak bangsa yang bisa jadi pedoman hidup.
Sayangnya, pedoman hidup rakyat Garut bukan di layar lebar, melainkan di antrian panjang puskesmas dan rumah sakit yang masih penuh dengan kasus gagal ginjal dan gizi buruk.
“Film ini beda dari yang lain, tidak sekadar flexing kekayaan, tapi menghadirkan realita masyarakat,” ujar Syakur sambil tersenyum di depan layar lebar.
Warga yang mendengar kabar ini hanya bisa tersenyum kecut realita masyarakat memang jelas, bahkan tanpa perlu tiket bioskop.
Baca Juga : Surat Anak Sekolah Jadi Inspirasi, Bupati Garut Janjikan Perbaikan dengan Catatan: “Kalau Anggaran Ada”
Film yang disebut sarat pesan edukasi tentang gagal ginjal itu ditayangkan di ruangan ber-AC, lengkap dengan kursi empuk. Di luar gedung, masyarakat Garut masih mengeluh soal harga obat, akses kesehatan, dan ruang rawat inap yang terbatas.
Produser film pun bangga Garut dijadikan lokasi syuting. Alasannya, sekaligus promosi pariwisata. Betul juga, karena setiap kali ada film, Garut selalu indah di kamera. Padahal, jalanan berlubang dan sungai penuh sampah jarang sekali masuk frame.
Film ini dijadwalkan tayang serentak mulai 11 September 2025. Sementara itu, drama kehidupan nyata di Garut tentang ibu-ibu yang kesulitan biaya persalinan hingga pasien cuci darah yang menunggu giliran tayang setiap hari, gratis, dan tanpa sensor.(Suradi)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”