“Kasus keracunan MBG sudah berulang di berbagai daerah. Tapi, seperti menu kantin sekolah, masalahnya tetap sama: bahan baku diragukan, distribusi asal-asalan, pengawasan nyaris tak terasa.”
LOCUSONLINE, GARUT – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Garut tampaknya memberi bonus yang tidak tercantum dalam brosur pemerintah: gratis mual, gratis muntah, bahkan gratis antre ranjang di Puskesmas.
Ratusan siswa di Kecamatan Kadungora mulai dari SMPN 2, SMP PGRI, hingga SDN Talagasari 3 dan 4 mendadak tumbang setelah menyantap menu istimewa yang dijanjikan bergizi. Tidak hanya murid, staf sekolah pun ikut kebagian “fasilitas kesehatan darurat”.
Kepala Puskesmas Kadungora, dr. Noni, hanya bisa geleng kepala. “Pasien datang berbondong-bondong sejak jam 2 siang. Gejalanya standar paket lengkap: mual, muntah, pusing, sampai sesak,” ujarnya, seperti sedang membaca daftar menu restoran.
Guru honorer bernama Lilih pun ikut panik. “Anak-anak jatuh sakit hampir bersamaan. Kami kira habis olahraga, ternyata habis makan siang,” tuturnya, mencoba menahan nada getir.
Presiden Prabowo Tancap Gas Atasi Keracunan Massal MBG, Anggaran Rp1,2 Triliun per Hari Tetap Jalan
Program MBG yang digadang-gadang Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai “investasi masa depan” ternyata malah jadi “investasi rumah sakit”. Alih-alih menyehatkan generasi emas, anak-anak justru dijadikan kelinci percobaan proyek gizi kilat.
Bahkan seorang anggota DPRD Garut, yang minta namanya tidak ditulis, menyindir: “Kalau terus begini, lebih hemat sekalian bikin program Gratis Rawat Inap Nasional. Jadi siswa tinggal pilih: gratis makan atau gratis infus.”

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”