” Seperti biasa, rakyat menunggu, apakah “yang terbaik” berarti program nyata atau sekadar paragraf manis di notulensi rapat.”
LOCUSONLINE, GARUT – Ruang Rapat Paripurna DPRD Garut pada Rabu (1/10/2025) mendadak berubah fungsi. Bukan lagi tempat gaduh interupsi antar anggota dewan, melainkan forum audiensi yang relatif damai antara Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, Ketua DPRD Aris Munandar, dan para guru madrasah yang membawa setumpuk harapan.
Para guru datang bukan untuk menagih nilai ujian, melainkan menagih janji: mulai dari rekomendasi ASN, jaminan sosial, hingga kendaraan operasional. Tuntutan yang sederhana, tetapi selama ini terasa mewah.
Bupati Abdusy Syakur dengan nada penuh empati menegaskan bahwa pemerintah daerah siap memperhatikan aspirasi guru madrasah. “InsyaAllah sesuai kewenangan kami akan penuhi,” katanya. Kalimat itu disambut anggukan, meski di luar gedung publik sudah terlalu sering mendengar “InsyaAllah” berubah jadi “Nanti dulu.”
Bupati berjanji akan mendiskusikan persoalan ini bersama DPRD, Sekda, dan Wakil Bupati. Caranya: menunggu APBD Perubahan, sebuah instrumen sakti yang kerap jadi rumah singgah segala macam janji kesejahteraan.
Tak lupa, ia menyebut layanan BPJS tetap menjadi kewajiban pemerintah. Tentu kabar baik meski bagi guru madrasah, sering kali klaim BPJS lebih cepat ditolak daripada cair.
Ketua DPRD Garut, Aris Munandar, memastikan bahwa aksi damai berjalan tertib, tanpa spanduk yang terlalu keras. Ia merinci lima poin aspirasi, mulai dari pengangkatan ASN hingga kendaraan operasional. Poin terakhir ini sontak membuat publik membayangkan konvoi motor dinas bertuliskan “Madrasah Hebat,” yang barangkali lebih dulu jadi jargon ketimbang kenyataan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”