“Kapan evaluasi berhenti jadi jargon, dan mulai berubah jadi standar kualitas nyata? Karena sejauh ini, yang paling konsisten dari Program MBG bukanlah gizinya, melainkan daftar panjang korbannya.”
LOCUSONLINE, GARUT – Rabu (1/10/2025) yang seharusnya jadi hari penuh energi bagi para pelajar di Jawa Barat justru berubah jadi parade darurat medis. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang pemerintah sebagai solusi gizi, mendadak berperan sebagai tiket kilat menuju puskesmas dan rumah sakit.
Puluhan siswa dari Pangandaran, Tasikmalaya, hingga Kota Banjar serentak merasakan “bonus paket” berupa mual, muntah, pusing, hingga diare. Ruang kelas berubah jadi ruang tunggu IGD, sementara ambulans hilir mudik seperti ojek daring yang kejar setoran.
Kasus Pertama: Ayam Kecap & Capcay yang Bikin Terbaring
Di MI Attarbiyah Leuwiliang, Pangandaran, delapan siswa tumbang setelah menyantap ayam kecap dan capcay. Kepala Puskesmas Cigugur, Suharna, menyebut penyebab masih diteliti. “Sebagian sudah pulang, empat orang masih dirawat,” katanya.
Sementara guru bernama Tati membela menunya. “Dilihat tadi enggak ada baunya,” ujarnya. Ironisnya, meski tak berbau basi, tubuh para siswa justru lebih cepat mendeteksi ada yang tak beres.
Presiden Prabowo Tancap Gas Atasi Keracunan Massal MBG, Anggaran Rp1,2 Triliun per Hari Tetap Jalan
Gelombang Kedua: SMK Cipatujah, Makan Gratis dengan Bonus Antrian Pustu
Tasikmalaya tak mau ketinggalan. Puluhan siswa SMK Negeri Cipatujah ikut terkapar setelah menikmati nasi, ayam, tahu, timun, dan jeruk. Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi, mengatakan korban ditangani seadanya. “Ada yang di ambulans, ada di Pustu, nunggu antrian,” ujarnya.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”