ArtikelDaerahGarutJawa BaratLifestyleNewsPendidikan

Bupati Garut Deklarasikan “Mimpi Jadi Sarjana”: Kampus Jadi Mitra, Mahasiswa Jadi Tukang Beres Desa

bhegins
×

Bupati Garut Deklarasikan “Mimpi Jadi Sarjana”: Kampus Jadi Mitra, Mahasiswa Jadi Tukang Beres Desa

Sebarkan artikel ini
Penandatanganan mou bupati garut dengan perguruan tinggi
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut bersama sejumlah perguruan tinggi di Garut memperkuat komitmen untuk memperluas akses pendidikan tinggi melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dan Pemadanan Data Program Bantuan Pendidikan Tinggi.

“Di balik jargon “dreams come true” dan “charity”, terselip realita: keterbatasan dana, beban idealisme mahasiswa, dan harapan besar bahwa intelektual muda bisa menambal lubang pembangunan desa yang sudah kronis.”

LOCUSONLINE, GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut resmi mengikat “perjanjian mimpi bersama” dengan 18 perguruan tinggi lewat penandatanganan kerja sama dan pemadanan data bantuan pendidikan. Misi utamanya: mencetak sarjana desa yang siap jadi pasukan pembangunan tanpa banyak biaya alias program charity ala pemerintah daerah.

tempat.co

Acara ini dipimpin langsung oleh Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, yang menyebut kerja sama ini sebagai “dreams come true”. Mimpi siapa? Tentu saja mimpi pemerintah daerah memiliki sarjana siap pakai tanpa perlu investasi besar selain beasiswa terbatas dan idealisme mahasiswa.

“Dulu saya janji ingin memberikan kesempatan orang Garut untuk kuliah. Alhamdulillah, dibantu Bapak Ibu semua, ini bisa terealisasi,” ujarnya bangga seolah mimpi kampanye telah berubah menjadi program kerja kolektif antara pemerintah, kampus, dan mahasiswa yang tidak rewel.

Baca Juga : Guru Madrasah Sampaikan Aspirasi, Pemda Garut Janjikan Komitmen: “InsyaAllah Nanti Dibahas Lagi”

Program ini mencakup 1 Desa 1 Sarjana, Beasiswa Mahasiswa Garut, dan KKN GRADASI sebuah program gotong royong yang memadukan idealisme akademik dengan realita birokrasi. Total 1.125 mahasiswa kini menjadi penerima bantuan, meski dana Rp4 juta per semester hanya diberikan sekali per orang, supaya bisa “digilir” ke mahasiswa lain. Efisien, bukan?

“Saya berharap tidak ada biaya tambahan buat mahasiswa 1 Desa 1 Sarjana, karena ini program charity kita,” tegas Bupati, yang tampak ingin memastikan program ini tak membebani APBD setidaknya tidak terlalu banyak.

Mahasiswa yang ikut KKN GRADASI dipuji karena dianggap punya komitmen tinggi dan “tidak rewel” kalimat yang terdengar seperti pujian dan peringatan dalam satu napas. Mereka akan menjadi “tangan panjang” pemerintah di desa-desa, dengan idealisme sebagai bahan bakar utama.

“Belajar itu tidak harus selalu di kampus, bisa di luar kampus,” kata Bupati, seolah mengatakan bahwa bangku kuliah kini resmi berpindah ke balai desa dan sawah.

Rektor IPI Garut Prof. Nizar Alam Hamdani ikut memberi restu program ini. Ia menilai program sarjana desa adalah investasi strategis, mengingat baru ada dua daerah yang berani menjalankannya: Tegal dan Garut dua daerah yang kini mungkin sedang menguji kesabaran mahasiswa.

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8004
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8005
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8002
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8003
previous arrow
next arrow

Bergabunglah dengan Tim Jurnalis Kami!

Apakah kamu memiliki passion dalam menulis dan melaporkan berita? Inilah kesempatan emas untuk bergabung dengan situs berita terkemuka kami! Locusonline mencari wartawan berbakat yang siap untuk mengeksplorasi, melaporkan, dan menyampaikan berita terkini dengan akurat dan menarik.

Daftar

🔗 Tunggu apa lagi!

Daftar sekarang dan jadilah bagian dari tim kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner-amdk-tirta-intan_3_2
banner-amdk-tirta-intan_3_3
banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow