“Bukan tidak mungkin Garut akan punya julukan baru: “Kota 1001 Bawang”, dan inflasi bisa lari terbirit-birit. Tapi kalau gagal, ya setidaknya para peserta sempat jalan-jalan ke Brebes.”
LOCUSONLINE, GARUT – Dalam misi yang lebih terdengar seperti operasi rahasia daripada pelatihan pertanian, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin resmi melepas 30 “pasukan bawang” menuju Brebes, Jumat (10/10/2025). Mereka bukan turis biasa, melainkan petani dan peserta pelatihan Hulu-Hilir Bawang Merah yang akan menimba ilmu selama lima hari penuh atau dalam bahasa kerennya, “bootcamp aroma dapur nasional.”
Acara pelepasan digelar di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Garut. Dengan wajah penuh keyakinan, Syakur memaparkan tiga target utama dari ekspedisi ini: menaklukkan inflasi, menaikkan kesejahteraan petani, dan mendiversifikasi keahlian masyarakat. Singkatnya, bawang merah diharapkan bisa menjadi senjata ekonomi, bukan sekadar bumbu sambal.
“Kami sangat senang peserta datang dari berbagai latar belakang, kompak dalam satu tujuan: memajukan Garut lewat umbi berlapis,” ujar Syakur, seolah sedang memberi semangat pasukan sebelum perang harga.
Kades Cipancar Dilantik Jadi ASN PPPK: Rangkap Jabatan, Rangkap Gaji, Rangkap Kaget
Ia berpesan agar para peserta tidak hanya foto-foto di lahan Brebes, tapi benar-benar belajar dan aktif bertanya. “Karena saya yakin peserta akan pulang bukan hanya dengan oleh-oleh bawang, tapi juga pengetahuan dan keterampilan,” tegasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, menjelaskan alasan di balik pemilihan Brebes sebagai “tempat ziarah” kali ini. Menurutnya, Brebes adalah kiblat bawang nasional, tempat para petani Garut diharapkan mendapat “pencerahan pertanian”.
“Kami mengirim mereka ke Brebes untuk menuntut ilmu. Garut punya tanah kering, mereka punya lahan sawah. Kalau disatukan, siapa tahu bisa lahir super-bawang,” ujar Haeruman dengan nada penuh harap.
Sementara itu, Muhammad Jambul Ulum, petani milenial asal Pasirwangi yang ikut pelatihan, tampak bersemangat. Dengan topi petani miring sedikit ke kiri, ia menyampaikan harapan bak peserta lomba pidato:

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”