“Kami sudah uji dengan pasta air dan visual. Semua sesuai standar,” jelas Laode.
Artinya, air memang tak ditemukan, tapi aroma misteri masih pekat.
Di tempat berbeda, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, tampil dengan gaya elegan: meminta maaf.
“Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada konsumen,” katanya lembut, seperti sedang menenangkan pasangan yang curiga.
Ia menegaskan, Pertalite dari Terminal BBM Tuban dan Surabaya sejatinya sudah sesuai standar mutu. Tapi, untuk memastikan, investigasi tetap digelar mungkin untuk mencari siapa yang membuat motor-motor di Jawa Timur mendadak pilek berjamaah.
Pertamina juga membuka kanal aduan resmi bagi masyarakat: bisa ke SPBU, bisa lewat telepon, email, atau DM media sosial. “Karena zaman sekarang, bensin pun bisa diadukan lewat Instagram,” kata seorang warganet sinis.
Di tengah semua pernyataan resmi dan hasil laboratorium yang menenangkan, mesin-mesin motor di Malang, Gresik, dan Surabaya masih “brebet” seolah berbisik:
“Kalau bukan dari bensin, lalu dari mana, Tuan?” (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














