“Kami ingin program ini tepat sasaran,” bunyi semangat resminya, meski di banyak sekolah sasaran utamanya masih rebutan lauk ayam.
Sebelumnya, Prabowo mengklaim program MBG sudah mencapai tingkat keberhasilan 99,99 persen. Dari 1,4 miliar menu yang dibagikan kepada 36,2 juta penerima, hanya sekitar 8.000 kasus keracunan.
“Kalau 1,4 miliar dibagi 8.000, itu masih dalam corridor of error,” ujar Prabowo mantap, mungkin satu-satunya presiden yang bisa mengubah statistik gizi menjadi formula ilmiah.
Namun, ia menegaskan targetnya bukan 99,99 persen, melainkan “zero error” tanpa satu pun anak keracunan gara-gara telur dadar kurang matang. Untuk itu, seluruh dapur MBG diperintahkan membeli alat kebersihan terbaik dan memastikan semua tangan dicuci sebelum menyentuh lauk.
“Kalau perlu, anak-anak diajarkan cara makan pakai sendok,” tambahnya, seolah menyadari betapa rumitnya revolusi gizi di negeri yang masih sibuk mencari sendok bersih di kantin sekolah.
Program MBG kini tak lagi sekadar jargon kampanye, melainkan gerakan nasional: dari rapat kabinet hingga ruang kelas, semua bicara soal nasi, lauk, dan gizi.
Karena di era Prabowo, rupanya masa depan bangsa benar-benar ditentukan oleh apa yang dimakan anak-anaknya dan siapa yang mengawasinya. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














