“Coba kita cek dulu, seperti apa nanti,” tambah Sekda, kembali menegaskan pentingnya konsep “nanti” dalam investigasi bencana.
Baca Juga : BPS Garut Gelar Evaluasi dan Praktik Ubinan Padi di Desa Situ Jaya, Karangpawitan
Pemkab menegaskan bahwa Banyuresmi selama ini bukan kawasan rawan banjir. Namun, banjir tampaknya memilih pendekatan demokratis dengan tidak mendiskriminasi wilayah mana pun. Pemerintah daerah pun mengimbau masyarakat tetap waspada, karena cuaca ekstrem dan tata ruang yang kadang ekstrem bisa menjadi pasangan ideal pemicu bencana.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, perabotan rumah tangga rusak, lumpur menumpuk, dan lingkungan berubah menjadi arena bertahan hidup bagi warga yang sibuk membersihkan sisa banjir.
BPBD telah menurunkan alat berat, memberikan logistik, perlengkapan tidur, serta memastikan bahwa setidaknya bantuan bergerak lebih cepat daripada air yang naik.
Pemkab Garut membuka kemungkinan banjir disebabkan penyumbatan saluran atau dampak aktivitas tambang pasir di wilayah sekitar. Namun, kajian resmi baru akan keluar setelah BPBD selesai melakukan analisis mendalam yang lagi-lagi dijadwalkan “nanti”. (Bhegin)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














