Baca Juga : BPS Garut Gelar Evaluasi dan Praktik Ubinan Padi di Desa Situ Jaya, Karangpawitan
Apresiasi datang dari Pj. Sekretaris Daerah Purwakarta, Nina Herlina, yang hadir mewakili Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.
“Di era globalisasi dan derasnya arus informasi, literasi menjadi kompetensi utama. Ia bukan sekadar kemampuan membaca, tapi kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, dan berkreasi,” kata Nina dalam sambutannya.
Nina juga menyinggung tantangan zaman: anak-anak lebih akrab dengan layar gawai ketimbang halaman buku. “Ini PR kita bersama,” ujarnya, sembari berharap gerakan Membaca Istimewa Purwakarta mampu menyalakan kembali api minat baca di rumah-rumah dan sekolah-sekolah.
Di sela kegiatan, pembagian buku gratis disambut riuh tepuk tangan. Penampilan seni dan budaya turut menyemarakkan suasana, seolah menegaskan bahwa literasi dan kebudayaan ibarat dua sisi dari satu mata uang: sama-sama menghidupkan nurani masyarakat.
Lima hari berlangsung, festival ini bukan hanya pesta buku, tapi juga pesta kesadaran. Di Purwakarta, membaca kembali menemukan maknanya sebagai cara untuk memahami dunia, dan lebih jauh lagi, untuk memahami diri. (Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














