LOCUSONLINE, PEKANBARU – Malam di Pekanbaru mendadak tegang, Senin (3/11/2025). Dalam operasi senyap yang nyaris tanpa suara, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjaring sepuluh orang dari lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Di antara nama-nama itu, satu mencuat paling keras: Gubernur Riau Abdul Wahid.
Kini, publik menahan napas. KPK punya waktu 1×24 jam untuk menentukan nasib sang gubernur dan sembilan orang lainnya.
“Seluruh pihak yang diamankan, termasuk Gubernur Wahid, akan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK di Jakarta untuk pemeriksaan intensif,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, Senin malam.
KPK belum membuka isi penuh dari operasi tersebut. “Terkait detail perkara, identitas pihak lain, serta jumlah uang yang disita akan kami jelaskan setelah tim selesai bekerja di lapangan,” kata Budi.
Yang terang, OTT itu terkait dugaan korupsi proyek di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Riau sektor yang sejak lama menjadi jantung belanja pembangunan daerah.
Baca Juga : KPK Pastikan Kasus Kereta Cepat Masih Berjalan Meski Relnya Tak Kelihatan
Namun di tengah riuh kabar penangkapan, muncul satu suara yang menenangkan atau setidaknya mencoba. Ustaz Abdul Somad (UAS), dai kondang yang juga dikenal sebagai pendukung politik Wahid, muncul lewat video 14 detik.
“Yang betul itu Kadis PUPR dan Kepala UPT yang OTT. Gubernur Riau hanya dimintai keterangan,” katanya singkat.
Pernyataan itu segera viral. Nama UAS bukan sekadar tokoh agama di Riau; ia juga Dewan Penasehat Tim Pemenangan Abdul Wahid–SF Hariyanto saat Pilkada lalu. Keduanya bahkan sempat menandatangani nota kesepakatan 16 poin, sebuah kontrak moral antara ulama dan pemimpin yang ia dukung.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














