Namun ada satu kalimat yang jadi inti seluruh pernyataannya:
“Pokoknya sekarang, Jawa Barat semua kewenangan gubernur deh. Nanti kalau sungai kewenangan BBWS kita hajar, jangan salahin kita over kewenangan.”
Kalimat itu bukan sekadar janji politik, tapi juga tamparan bagi logika birokrasi yang sering lebih takut pada audit daripada bencana.
Dalam dunia ideal, setiap lembaga bekerja harmonis, seperti orkestra yang tahu kapan harus masuk nada. Tapi di Indonesia, sering kali setiap pemain sibuk mencari mikrofon sendiri. Dedi tampaknya sudah bosan menunggu konduktor.
Entah langkah ini akan membuatnya jadi pahlawan atau jadi catatan BPK, tapi satu hal pasti: sungai-sungai di Jawa Barat mungkin lebih menghargai gubernur yang berani kotor di lumpur daripada pejabat yang bersih di meja rapat.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














