LOCUSONLINE, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan satu terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta telah diamankan. Kondisi terduga disebut “membaik”, sebuah kabar baik yang sayangnya tidak langsung menjawab pertanyaan publik soal bagaimana sebuah ledakan bisa terjadi di sekolah negeri yang mestinya cukup aman bahkan untuk upacara bendera.
“Terduga pelaku kondisinya semakin membaik. Mudah-mudahan mempermudah proses pemeriksaan,” ujar Sigit usai menjenguk korban di RS Cempaka Putih, Sabtu (8/11/2025).
Sejauh ini, jumlah pelaku masih satu. Namun, Polri belum menutup babak baru kemungkinan adanya peran pihak lain. Mesin penyelidikan disebut terus “bekerja”, walau publik sadar mesin semacam itu terkenal suka mendengung lama sebelum mengeluarkan hasil.
“Kita tidak berhenti sampai di situ. Kita terus menyisir kemungkinan ada pihak-pihak lain,” kata Sigit.
Pernyataan yang, dalam bahasa warga, berarti: ditunggu saja update berikutnya.
OTT Kepala Daerah: Ketika “Jatah Preman” Jadi Bahasa Resmi Anggaran
Ledakan ini menimbulkan 96 korban. Sejumlah 29 siswa masih dirawat di beberapa rumah sakit. Angka ini cukup untuk memaksa negara mempertanyakan ulang standar pengamanan sekolah, namun sejauh ini pernyataan resmi masih berkutat pada laporan medis dan jumlah korban.
Di RS Islam Cikini, 12 korban dirawat di ruang perawatan, sementara dua lainnya masih berada di ICU.
Sisanya sudah dipulangkan dengan pola rawat jalan, dan berharap tidak perlu lewat IGD lagi hanya untuk mendapat kejelasan penyebab ledakan di lingkungan sekolah.
Kapolri mengonfirmasi bahwa satu terduga pelaku sudah “didapatkan”. Meski begitu, informasi publik soal siapa ia, apa motifnya, dan bagaimana ia bisa membawa bahan berbahaya ke sekolah masih tertahan di ruang penyelidikan.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”















