LOCUSONLINE, PONOROGO – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi senyap yang membuat publik antara terkejut dan déjà vu. Kali ini, giliran Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang dibawa masuk ke drama tahunan bernama Operasi Tangkap Tangan (OTT).
KPK menyita sejumlah uang tunai pecahan rupiah. Besarnya belum bisa diumumkan sebuah tradisi lama, biasanya nominal baru muncul setelah kalkulator penyidik berhenti bergoyang.
“Tim juga mengamankan sejumlah uang tunai dalam bentuk mata uang rupiah,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, Sabtu (8/11/2025).
Pernyataan itu menjawab sebagian pertanyaan publik: ya, uang ada. Untuk pertanyaan “berapa banyaknya?”, jawabannya masih akan disampaikan kemudian.
Seperti biasa, OTT KPK datang dengan angka-angka yang membuat publik sibuk menebak siapa nanti yang masuk daftar tersangka. Dari 13 orang yang diamankan, 6 langsung dilepaskan karena dianggap “keterangannya sudah cukup”. Artinya, mereka ikut kena OTT, tapi belum tentu ikut kena pasal.
Sisanya tujuh orang dikirim ke Gedung Merah Putih untuk “pemeriksaan intensif”. Mereka tiba dengan mobil dinas yang berubah fungsi menjadi mobil antarjemput penyidik.
Nama-nama yang dibawa kali ini bukan sembarang nama. Selain Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, yang tiba di KPK pukul 08.10 WIB dengan wajah standar pasca-OTT tegang tapi tetap mencoba tenang penyidik KPK juga membawa:
- Sekretaris Daerah
- Direktur Utama RSUD
- Kabid Mutasi Setda
- Tiga pihak swasta
- Termasuk salah satunya: adik Bupati
Jika daftar ini bertambah panjang, Ponorogo bisa resmi menggelar family gathering versi KPK.
KPK belum mengungkap detail transaksi, nilai suap, atau modus. Informasi baru akan diumumkan setelah gelar perkara ritual yang kadang berlangsung cepat, kadang seperti sinetron 300 episode.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














