Tidak berhenti sampai di serapan anggaran, Bupati Abdusy Syakur menyinggung soal kemandirian fiskal daerah yang selama ini masih rapuh. Tahun lalu PAD Garut hanya 14 persen; tahun ini ditargetkan 16 persen. Sebuah angka yang di kertas tampak naik, tapi di lapangan terasa seperti mendaki sambil bawa dokumen setumpuk.
“Ini tidak mudah, tapi sudah dikalkulasi dengan baik. Kita ingin mendorong potensi agar bisa mengenerate pendapatan daerah,” jelasnya.
Pernyataan yang sekaligus mengingatkan kalau PAD dan belanja daerah timpang, jangan kaget kalau APBD kita makin mirip dompet akhir bulan.
Ia juga memperingatkan risiko fiskal jika pendapatan dan belanja tak sejalan: defisit, pembangunan tertunda, arus kas seret, dan ekonomi daerah ikut ngos-ngosan.
Di akhir amanatnya, Bupati menutup dengan pesan moral yang terdengar seperti jargon kampanye tapi kali ini dibungkus nada ultimatum
Seluruh pihak diminta komitmen penuh terhadap aturan agar pembangunan berjalan merata dan adil, tanpa drama tambahan di penghujung tahun.
Apel gabungan pun selesai. Para ASN bubar jalan, sebagian mengangguk, sebagian menatap tanah, dan sebagian mungkin baru sadar bahwa 2025 tinggal hitungan minggu sementara laporan kinerja masih kosong seperti halaman pertama buku catatan baru.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














