LOCUSONLINE, GARUT – Proyek pembangunan rabat beton sepanjang 508 meter di Perumahan Qoriyah, Desa Haruman, Kecamatan Leles, kembali menjadi tontonan publik. Bukan karena megah atau inovatif, tapi karena kualitasnya yang plot twist belum genap sebulan mengering, beton sudah penuh retakan seperti kue lapis gagal.
Proyek bernilai Rp1,4 miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat TA 2025 itu diadukan warga pada Sabtu (15/11/2025). Keluhannya paket lengkap, mutu dipertanyakan, transparansi nihil, dan pekerjaan mandek tanpa aba-aba.
Warga berinisial B (67) mengaku heran dengan kualitas beton yang menurutnya dikerjakan “ala kadar seperlunya.”
“Beton baru seumur jagung sudah retak sana-sini. Papan informasi juga nggak kelihatan batang hidungnya. Padahal transparansi itu wajib, apalagi pakai duit negara,” ucapnya.
Baca Juga : Warga Desa Karangmulya Antusias Sambut Pembangunan Jalan Hotmix Yang bersumberkan Dana Provinsi Jawa Bara
B menyebut pengerjaan tinggal beberapa meter lagi, namun tiba-tiba berhenti. Alasannya? Menurut keterangan yang diterimanya, material habis.
“Kata pihak desa, waktu ke PUPR, alasannya material nggak ada. Masa proyek Rp1,4 miliar bisa mandek cuma gara-gara bahan bangunan ilang di tengah jalan? Kita juga bingung,” tambahnya.
Situasi makin menarik ketika dikonfirmasi, Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Garut justru mengaku baru tahu ada kegiatan pembangunan tersebut.
“Saya baru tahu ada pekerjaan rabat beton di Leles. Nanti saya cek dulu ke TPK,” katanya singkat.
Publik kini menanti dua hal pertama, kapan proyek dilanjutkan; kedua, apakah retakan yang muncul itu bagian dari “konsep artistik” atau sekadar bukti bahwa pengawasan proyek masih sering kalah cepat oleh retak-retak kecil yang diam-diam berubah jadi masalah besar.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














