Jalan-Jalan di Jabar Bakal Dirakit Ulang, Anggarannya Nyentuh Rp2,2 Triliun – Apa Saja yang Bakal Berubah?
Sebarkan artikel ini
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggeber 361 proyek jalan dan jembatan tahun depan dengan anggaran fantastis. Dari yang rusak parah sampai yang cuma perlu guratan baru, semua kebagian. Simak peta perubahannya!
[locusonline.co, KOTA BANDUNG] – Getar alat berat dan debu proyek akan menjadi pemandangan umum di seantero Jawa Barat sepanjang 2025. Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar baru saja mengumumkan skema besar-besaran untuk membenahi infrastruktur transportasi provinsi dengan menyiapkan 361 paket pekerjaan konstruksi senilai total Rp2,287 triliun.
Angka ini bukan sekadar hitungan di atas kertas, melainkan komitmen konkret untuk mengubah wajah ribuan kilometer jalan dan ratusan jembatan di wilayah terpadat di Indonesia. Apakah jalan yang Anda lewati setiap hari termasuk dalam daftar “pasien” yang akan dioperasi tahun depan?
Rincian Paket: Dari “Pemeliharaan Rutin” Sampai “Operasi Besar”
Kepala DBMPR Jabar, Agung Wahyudi, membeberkan bahwa anggaran triliunan rupiah ini akan dialokasikan untuk berbagai tindakan, mulai dari “skincare” biasa hingga “bedah rekonstruksi” total.
“Fokus kami adalah menjaga performa jalan dan jembatan tetap mantap, sekaligus mempercepat penanganan pada ruas yang memerlukan intervensi rekonstruksi, rehabilitasi, maupun pemeliharaan berkala,” tegas Agung di Bandung, Rabu (3/12/2025).
Paket Pergeseran (139 Paket | Rp1,245 Triliun): Kelompok dengan nilai terbesar. Dana ini sebagian besar akan dihabiskan untuk rekonstruksi dan pelebaran jalan yang dianggap sudah tak lagi mampu menanggung beban arus lalu lintas.
Paket Perubahan (60 Paket | Rp348,672 Miliar): Diprioritaskan untuk penanganan darurat pada ruas jalan dan jembatan yang kondisinya memburuk dan memerlukan tindakan segera.
Paket Murni (105 Paket | Rp321,31 Miliar): Diarahkan untuk pekerjaan rutin seperti pemeliharaan berkala, rehabilitasi ringan, dan pembangunan pelengkap (rambu, marka, dll).
Belanja Tidak Terduga – BTT (57 Paket): Cadangan untuk respons cepat terhadap kebutuhan khusus atau kerusakan dadakan di lapangan.
Kondisi Eksisting: 86,44% Sudah “Mantap”, Tapi Masih Ada yang “ICU”
Agung memaparkan data terkini sebagai dasar pekerjaan. Dari total 2.362,18 kilometer jalan provinsi, tingkat kemantapan (kondisi baik + sedang) pada Semester II 2024 telah mencapai 86,44%. Sementara dari 1.318 unit jembatan, sebanyak 1.123 unit dinyatakan dalam kondisi mantap.
“Meski kemantapan jalan sudah tinggi, kami tetap mempercepat penanganan ruas yang masuk kategori rusak ringan dan rusak berat agar pemerataan kualitas infrastruktur bisa dirasakan seluruh masyarakat,” jelas Agung.
Artinya, fokus tahun 2025 adalah “mengejar ketertinggalan” dengan membenahi sekitar 13,56% jalan yang masih bermasalah, sebelum kondisinya semakin parah dan biaya perbaikannya membengkak.
Progress Saat Ini: 124 Proyek Sudah Rampung, 139 Masih Berlangsung
Lalu, sejauh mana persiapan menuju target gila-gilaan 361 proyek itu? Hingga laporan terakhir, 263 paket telah memasuki tahap kontrak. Rinciannya:
124 paket telah dinyatakan selesai 100%.
139 paket masih berjalan di lapangan.
98 paket lainnya masih dalam tahap proses pengadaan.
Agung memastikan pengawasan ketat akan dilakukan, baik secara administratif maupun fisik, oleh timnya dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di enam wilayah kerja.
“Kami memastikan seluruh proses pengadaan berjalan akuntabel dan progres fisik di lapangan terus kami monitor. Targetnya, paket-paket strategis dapat selesai tepat waktu sehingga manfaatnya segera dirasakan masyarakat,” janjinya.
Misi Besar: Konektivitas Lancar, Ekonomi Tumbuh
Di balik angka-angka teknis ini, misi besarnya adalah mendongkrak konektivitas dan perekonomian. Jalan yang mantap bukan hanya soal kenyamanan berkendara, tetapi juga percepatan distribusi logistik, penurunan biaya operasional kendaraan, dan peningkatan daya tarik investasi.
“Prinsip kami adalah jalan mantap untuk pelayanan publik yang mantap. Kami bekerja memastikan setiap ruas jalan provinsi dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, dunia usaha, dan konektivitas antarwilayah,” pungkas Agung.
Dengan anggaran yang hampir menyamai APBD beberapa kabupaten, tahun 2025 akan menjadi tahun “operasi besar” infrastruktur Jabar. Masyarakat punya hak untuk berharap: selepas tahun depan, perjalanan antar kota di Jawa Barat akan lebih mulus, atau minimal, tidak lagi serupa dengan lintasan off-road yang menguji kesabaran dan suspensi kendaraan. (**)