LOCUSONLINE, GARUT – Kabupaten Garut kembali mengetuk palu perpanjangan masa Tanggap Darurat. Bukan karena hobi memperpanjang status, tapi karena banjir tampaknya betah staycation di Garut lebih lama dari rencana pembangunan jembatan.
Sekretaris Daerah Garut, Nurdin Yana, mengumumkan hasil evaluasi fase dua tanggap darurat di BPBD, Senin (8/12/2025). Fase selesai, banjir belum. Alam menang angka.
“Fase kedua sudah selesai, tapi banjir masih turun. Jadi kita recovery,” ujar Nurdin. Kalimat sopan untuk arti sebenarnya Garut belum beres, jangan bubar.
Status darurat yang harusnya berakhir hari ini ditarik napas 14 hari lagi, 9–23 Desember 2025. Banjir lanjut, status lanjut, warga lanjut bertanya kapan selesai?
Nurdin menyorot jembatan-jembatan yang putus di Bungbulang. Empat jembatan ambruk, akses lumpuh, masyarakat di ujung wilayah makin “dimarginalkan” bahasa halus dari “diputus dari peradaban”.
Solusi sementara jembatan darurat. Namanya darurat, jangan berharap elegan. Yang penting nyebrang, walau mirip uji nyali.
Di Kecamatan Peundeuy, jembatan rawayan sudah 100 persen selesai. Bisa dilalui, tapi maksimal tiga orang bergiliran. Bukan protokol keamanan, tapi protokol demi jembatan tak ikut menyusul jadi kenangan.
Total 243 KK, 241 rumah terdampak, lebih dari 700 jiwa jadi fokus penanganan. Pemerintah menjanjikan Jaminan Hidup selama 14 hari. Durasi sama dengan masa tanggap darurat, cocok untuk mereka yang hidupnya sementara dalam mode survival reality show.
Perpanjangan status tanggap darurat dinilai “tak terhindarkan”. Frasa yang terdengar seperti “Bencana lanjut, kami ikut lanjut, mohon tetap bersabar.”
“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”
