“Ini kehormatan besar bagi kami. Milad ke-23 Cigedug dirayakan bersama pemerintah daerah, dan seluruh rangkaian acara diisi murni oleh kreativitas warga,” kata Ma’mun.
Selama tiga hari, mulai 12 hingga 14 Desember 2025, Cigedug berubah menjadi panggung budaya. Dari kaulinan barudak, seni tradisional Sunda, tabligh akbar, musik live, hingga penutup berupa wayang golek semuanya digarap oleh masyarakat setempat.
FEDAS Jalan-Jalan di Cigedug seolah mengirim pesan sederhana namun tegas: pelayanan publik tak harus kaku di balik meja, dan pembangunan ekonomi bisa dimulai dari lapangan asal pemerintah mau datang, dan warga diberi ruang untuk bergerak.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












