LOCUSONLINE, GARUT – Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, melontarkan pesan yang terdengar sederhana tapi menohok: besar kecilnya APBD tidak otomatis berbanding lurus dengan keberhasilan pembangunan. Kuncinya bukan di angka, melainkan di cara berpikir birokrasi. Kalau mindset masih pakai pola lama, anggaran sebesar apa pun hanya akan habis tanpa cerita.
Pesan itu disampaikan Putri Karlina saat menghadiri Diseminasi Hasil Kelitbangan dan Inovasi Kabupaten Garut Tahun 2025 yang digelar BAPPEDA di Aula Bappeda Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Rabu (17/12/2025).
Dalam arahannya, Wabup menegaskan bahwa berkurangnya dana transfer dari pemerintah pusat seharusnya tidak dijadikan kambing hitam. Justru sebaliknya, kondisi tersebut mesti memantik ASN untuk berpikir lebih kritis, kreatif, dan solutif.
“Bagi saya pribadi, pemotongan anggaran dari pusat itu bukan masalah. Berapa pun uangnya, tidak akan pernah cukup kalau birokrasi kita masih seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Putri, lugas.
Ia mengibaratkan pengelolaan daerah seperti mengatur rumah tangga. Bukan soal dompet tebal atau tipis, melainkan soal kecakapan pengelolaannya. Dalam konteks ini, kepala daerah dan SKPD dituntut tidak lagi bekerja dengan pola autopilot.
Putri mendorong ASN agar mulai berani keluar dari zona nyaman dan mengedepankan kreativitas serta kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, hasil penelitian yang dihasilkan Bappeda tidak boleh berhenti sebagai laporan tebal yang rapi di rak arsip.
“Saya berharap kita bukan hanya inovatif, tapi juga kolaboratif. Hasil litbang ini harus jadi pegangan dalam menyusun kebijakan. Kita perlu peka terhadap isu dan mampu menyelesaikan masalah kecil secara efektif, sebelum membesar,” tegasnya.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












