[Locusonline.co, Jakarta] – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan singkat pekan ini dengan optimisme yang terukur, menguat 0.28% ke level 8.633,78 pada Senin pagi ini. Dorongan awal datang dari sektor pertambangan yang sedang ‘panas’, dengan saham-saham seperti BUMI (+6.98%), DEWA (+4.59%), dan ANTM (+1.95%) menjadi motor penggerak. Meski begitu, jalan menuju target psikologis 9.000 menjelang tutup tahun masih berjarak sekitar 366 poin dan dipenuhi rintangan.
Analis David Kurniawan dari Indo Premier Sekuritas menyatakan bahwa peluang IHSG menembus 9.000 hingga akhir tahun masih terbuka, namun bergantung pada kondisi yang hampir sempurna. Di sisi lain, analisis teknikal MNC Sekuritas justru mewaspadai potensi koreksi lebih dalam menuju area 8.400-an jika tekanan jual berlanjut.
Di Balik Pemanasan Sektor Tambang
Saham-saham pertambangan yang mendominasi penguatan pagi ini memiliki cerita dan tantangannya masing-masing. Berikut analisis singkat ketiga saham tersebut:Saham Kinerja Hari Ini Analisis Fundamental dan Sentimen BUMI (PT Bumi Resources Tbk.) +6.98% Saham tahun ini dengan kenaikan >211% YTD. Dorongan kuat dari transformasi bisnis ke mineral strategis (emas/tembaga) melalui akuisisi. Namun, valuasi sudah premium (PER >200x) dan laba belum mengikuti kenaikan harga. DEWA (PT Darma Henwa Tbk.) +4.59% Sudah terbang 36.59% dalam sebulan. Analis Mandiri Sekuritas beri target Rp 700, didukung prospek kontrak baru dan potensi aset mineral (tembaga/emas) yang dimiliki. Momentum masih kuat dengan sentimen positif dari ekspansi kontrak dan restrukturisasi utang yang sukses. ANTM (PT Aneka Tambang Tbk.) +1.95% Berkorelasi dengan harga emas global yang kuat. Saham BUMN tambang terdiversifikasi ini naik ~116% dalam setahun terakhir. Sentimen trader ritel beragam; optimisme terbentur oleh pergerakan harga yang sideways dalam beberapa pekan terakhir.
Sentimen Campuran: Dukungan Domestik vs. Tekanan Global
IHSG saat ini terjepit antara faktor pendukung domestik dan ketidakpastian global. Berikut adalah faktor yang sedang membentuk pasar:
Dukungan dari Dalam Negeri:
- Kebijakan Moneter dan Fiskal: Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di 4,75%, dengan ruang untuk pelonggaran lebih lanjut sambil menjaga stabilitas rupiah. Hal ini sejalan dengan harapan analis agar ada dukungan kebijakan fiskal yang signifikan dan pelonggaran moneter berkelanjutan untuk mendorong IHSG.
- Kinerja Ekonomi: BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 di kisaran 4.7% – 5.5% dan menguat di 2026. Neraca perdagangan surplus dan cadangan devisa yang sehat menjadi penopang fundamental.
Awan Gelap dari Luar Negeri:
- Keresahan Global: Pelemahan ekonomi AS dan Tiongkok, serta kenaikan suku bunga Bank of Japan menjadi sentimen negatif global yang perlu diwaspadai.
- Kerja Sama AS-Indonesia: Sentimen kunci pekan ini adalah ancaman pembatalan Framework Agreement AS-Indonesia. AS dianggap mundur dari komitmen Juli 2025, dan hal ini dapat memukul sentimen pasar jika benar terjadi.
- Pergerakan Modal Asing: Investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (outflow) yang signifikan, sebesar Rp 365 miliar pada perdagangan Jumat (19/12) lalu.
Proyeksi dan Strategi: Optimisme Hati-Hati Menjelang Libur
Dengan sisa hanya 3 hari perdagangan (22-24 Desember) sebelum libur Natal, pasar diperkirakan bergerak dalam volatilitas rendah dengan volume cenderung menipis.
Analis teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memberikan dua skenario:
- Skenario Utama: IHSG diperkirakan berada dalam gelombang koreksi (wave [iv]) dan berpotensi menguji area support 8.464 – 8.560 dalam jangka pendek.
- Worst Case Scenario: Jika pola gelombang berubah, IHSG berisiko terkoreksi lebih dalam menuju area psikologis 8.000-an.
Rekomendasi Analis untuk Saham Lainnya
Selain saham tambang, Indo Premier Sekuritas (IPOT) juga merekomendasikan sejumlah saham untuk dicermati pekan ini:
- ARCI: Buy on pullback di Rp 1.500-1.550, target Rp 1.700.
- ASSA: Buy di Rp 1.180, target Rp 1.280.
- UNVR: Buy on breakout di Rp 2.800, target Rp 3.000.
::
Pembukaan IHSG yang menguat, terutama didorong sektor komoditas, memberikan sentimen positif di awal pekan. Namun, lompatan menuju 9.000 masih sangat bergantung pada realisasi dukungan kebijakan pemerintah dan meredanya ketegangan global, terutama terkait kerja sama dengan AS.
Strategi untuk Investor: Investor disarankan untuk mengambil posisi dengan hati-hati dan selektif. Momentum pada saham-saham seperti BUMI dan DEWA masih kuat, tetapi valuasi yang sudah tinggi memerlukan manajemen risiko yang ketat. Pantau perkembangan berita mengenai Framework Agreement AS-Indonesia sebagai katalis potensial yang dapat menggerakkan pasar secara signifikan. Untuk jangka pendek, waspadai potensi profit-taking dan koreksi teknis seperti yang diindikasikan analis. (**)













