Dadan tak menampik tantangan besar yang dihadapi. Mengubah citra lembaga pelayanan publik bukan perkara membalik telapak tangan apalagi telapak tangan yang sedang menampung air. Namun ia yakin, dengan konsistensi, kepercayaan publik bisa dipulihkan.
“PDAM bukan hanya bisnis. Ada fungsi sosial yang melekat, dan itu yang sedang kami kuatkan,” tegasnya.
Kini, bola ada di kran pelanggan. Apakah air perubahan benar-benar mengalir deras, atau hanya sebatas tetesan janji, waktu yang akan menjawab. Yang jelas, PDAM Tirta Intan Garut sudah mulai sadar air boleh keruh sesekali, tapi pelayanan jangan ikut keruh.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












