Baca Juga : Bukan Sekadar Pakai Setangan Leher: Pramuka Purwakarta Turun Jaga Nataru Bareng Polisi
Kasatreskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin membenarkan adanya aktivitas penggeledahan di wilayah hukumnya. Namun, ia menegaskan pihaknya hanya bersifat pendampingan.
“Kami hanya backup. Untuk detailnya itu ranah Densus 88,” kata Joko singkat.
Hingga kini, polisi masih melakukan pendalaman untuk menelusuri jaringan dan pola penyebaran paham radikal yang diduga menyasar kalangan pelajar. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun menyatakan komitmennya memperkuat edukasi dan pengawasan di lingkungan sekolah agar ruang belajar tidak disusupi ideologi kekerasan.
Kasus ini kembali menjadi alarm keras radikalisme tak lagi datang lewat mimbar besar atau forum terbuka, tapi bisa menyusup diam-diam ke rumah, layar gawai, dan pikiran anak-anak. Dan ketika aparat turun, yang tersisa bukan hanya garis polisi, tapi juga pertanyaan besar tentang siapa yang lalai menjaga generasi muda.*****

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”












