LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Kabupaten Purwakarta, yang dikenal dengan julukan “Purwakarta Istimewa”, kini dihadapkan pada tantangan sosial yang mengkhawatirkan. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Nawacita Rakyat Indonesia (GNRI) Pasawahan, Purwakarta, Hermawan, mengungkapkan keprihatinannya terkait maraknya pengamen, manusia silver, dan pengemis dari luar daerah yang berdatangan ke Purwakarta.
“Purwakarta dulu terkenal kota Tasbeh, Adem, nikmat rasanya untuk beribadah, belajar nyaman, hidup sederhana, masih terlihat orang-orang sekitar sopan santun, tertib tidak ada tawuran, tidak ada kendaraan sepeda motor yang sedang dipakai anak remaja diambil berandal yang mabuk dan bau minuman, tapi sekarang luar biasa miris, banyak sudah terdengar berbagai kejadian dan keluhan dari mulut-mulut seolah ke khawatiran sudah sangat luar biasa,” ujar Enjang, sapaan akrab Hermawan.
Enjang juga menyoroti maraknya wanita di Purwakarta yang menjadi Pegawai Migran Indonesia (PMI) ilegal di Timur Tengah, termasuk di Irak. Ia menilai hal ini sebagai dampak dari kemiskinan dan kurangnya lapangan pekerjaan di daerah.
“Para pendatang semakin banyak tidak selalu baik-baik saja, diantara mereka ada yang baik dan biasa saja wajar untuk menjalankan tugas atau menjalani kehidupan semestinya, ada pula yang dalam kondisi kekurangan perlu bantuan, datang ke Purwakarta untuk ngamen, mengemis dan lain sebagainya itu semakin banyak, jika pemerintah daerahnya tidak antisipasi, sementara warganya sendiri banyak yang kekurangan, akhir-akhir ini kenapa masih ada yang bunuh diri, jual diri, keluar negeri secara ilegal dan lain sebagainya, ini bukti pengawasan, sosialisasi dan kepedulian yang kurang,” ungkapnya.
Enjang mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi permasalahan sosial ini. Ia mendorong masyarakat untuk melaporkan segala bentuk kejahatan dan membantu warga yang membutuhkan bantuan.
“Sudah kewajiban kita semua untuk berjuang, sebagai masyarakat biasa kita bisa berperan serta sesuai kemampuan, laporkan semua bentuk kejahatan ke pihak terkait, demikian pula ketika melihat orang yang perlu bantuan semisal seorang ibu dengan anak-anak yang masih kecil-kecil yang suaminya meninggal, tidak punya rumah, tidak punya kerjaan layak dan belum mendapat bantuan program pemerintah, mari bersama kita lindungi, beri pengertian positif, laporkan kepada petugas terdekat mulai RT, RW, Desa atau Kelurahan, koordinasi dengan Kecamatan, Dinas Kependudukan dan Petugas Dinas Sosial untuk dibantu kepengurusannya sebagaimana semestinya, agar masing-masing menjalankan tugas kewajiban serta mendapatkan haknya,” harapnya.
Enjang juga mengingatkan pentingnya bersikap adil dan tidak sombong dalam menghadapi permasalahan sosial.
“Dalam berita kebanyakan yang di ekspos yang wah wah hebatnya Purwakarta, boleh boleh saja dan itu memang ada, yang berkembang hasil perjuangan berbagai pihak terkait, tapi tolong lebih diseimbangkan, jangan keluarga atau pihak tertentu saja yang maju, coba jujur deh di kantor-kantor pemerintahan ada banyak ga pegawai titipan para pejabat atau orang terdekatnya, demikian pula dengan pabrik-babrik banyak tidak yang bisa kerja tapi harus pakai uang, jujurlah, boleh saja bela diri, tapi ingat manusia itu terbatas, jadi selagi bisa berusahalah untuk bijaksana dan adil agar tidak berat dalam mempertanggungjawabkannya kelak, kita manusia makhluk sosial, sampai kapanpun pasti perlu bantuan manusia lainnya, jadi jauhilah rasa sombong dan angkuh yang tidak perlu, apalagi berbuat culas yang dapat merugikan diri dan pihak lainnya, sekedar mengingatkan agar tidak keterlaluan dan sadar untuk bertanggungjawab,” jelasnya.
Pewarta: Laela
Editor: Bhegin