LOCUSONLINE.CO – Tahukan bahaya air hujan bila dibiarkan pada bodi mobil kesayangan anda yang bisa menimbulkan kerusakan pada body mobil dan membuat korosi pada bagian logam?, yuk cari tahu apa bahayanya.
Mobil merupakan aset berharga yang memerlukan perawatan rutin, tidak hanya dari sisi mesin, tetapi juga tampilan eksterior. Salah satu musuh utama bodi mobil yang kerap diabaikan adalah air hujan.
Meski terlihat seperti air biasa, air hujan sebenarnya membawa risiko kerusakan jangka panjang jika dibiarkan mengering di permukaan mobil.
Berikut ini penjelasan mengenai bahaya air hujan pada bodi mobil dan pentingnya tindakan pencegahan.
Baca juga :
Kerugian Rp. 180 Milyar, Bukti Dugaan Korupsi DPRD Garut Hilang di Sekwan?
- Air Hujan Mengandung Unsur Asam
Air hujan terutama di daerah perkotaan atau kawasan industri mengandung zat asam karena pencemaran udara. Ketika air hujan jatuh ke permukaan mobil, zat asam seperti sulfur dioksida (SO₂) dan nitrogen dioksida (NO₂) ikut terbawa. Zat ini akan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat dan asam nitrat, yang dapat merusak lapisan pelindung cat mobil secara perlahan.
- Meninggalkan Water Spot yang Sulit Dihilangkan
Setelah air hujan mengering, ia sering kali meninggalkan bercak putih yang dikenal sebagai water spot. Bercak ini terbentuk dari mineral yang tertinggal setelah air menguap. Jika tidak segera dibersihkan, bercak ini bisa mengeras dan menempel kuat pada permukaan cat, bahkan menembus lapisan pelindung clear coat, sehingga sulit dibersihkan dengan pencucian biasa.
- Korosi dan Karat pada Bagian Logam
Air hujan yang masuk ke celah-celah bodi mobil seperti bawah pintu, kap mesin, atau bawah bodi dapat menyebabkan korosi. Jika air mengendap dalam waktu lama, terutama jika bercampur dengan debu dan kotoran, potensi terbentuknya karat semakin tinggi. Karat ini tidak hanya merusak penampilan, tetapi juga bisa mengurangi kekuatan struktur bodi mobil.
Baca juga :
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues