LOCUSONLINE, JAKARTA — Mengingat 27 Tahun Soeharto Lengser: Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998, mengakhiri kekuasaan selama 32 tahun. Pengunduran diri itu diumumkan di Istana Merdeka dan langsung diikuti pelantikan Wakil Presiden BJ Habibie sebagai presiden ketiga Republik Indonesia.
Langkah tersebut menjadi puncak dari krisis nasional yang meliputi tekanan ekonomi, instabilitas politik, serta gelombang unjuk rasa mahasiswa yang terus meluas. Desakan agar Soeharto mundur semakin menguat setelah tragedi Trisakti, di mana empat mahasiswa tewas ditembak aparat saat berunjuk rasa damai pada 12 Mei.
Kerusuhan kemudian pecah di sejumlah kota, termasuk Jakarta, yang dilanda aksi penjarahan, pembakaran, serta kekerasan terhadap warga etnis Tionghoa. Lebih dari 500 orang dilaporkan meninggal dalam kerusuhan selama pertengahan Mei itu.
Sebelumnya, krisis ekonomi yang berawal dari gejolak finansial di Asia Tenggara tahun 1997 telah memukul Indonesia. Nilai tukar rupiah merosot tajam, inflasi melonjak, dan kebutuhan pokok menjadi langka. Pemerintah yang saat itu menggandeng IMF dan menutup sejumlah bank swasta justru menambah kepanikan publik.
Baca Juga :
Mantan Presiden RI ke-7 Hadiri Pemeriksaan di Bareskrim Terkait Dugaan Ijazah Palsu
Di tengah kekacauan, Soeharto yang sempat berada di luar negeri, berupaya membentuk Kabinet Reformasi. Namun, upaya tersebut ditolak oleh berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan 14 menteri yang menolak masuk kabinet baru.
