“Di negeri yang lautnya luas tapi bajak lautnya cuma ada di anime, bendera One Piece sempat diperlakukan seperti ancaman negara hingga Presiden turun tangan dan memutuskan, tengkorak di kain itu tak perlu lagi dikejar layaknya kapal musuh”
LOCUSONLINE, SURABAYA – Kisah perburuan bendera tengkorak ala bajak laut One Piece tampaknya resmi berlabuh. Wakil Menteri HAM RI, Mugiyanto, memastikan razia terhadap bendera dan mural Jolly Roger tidak akan diulang. Alasannya sederhana: Presiden Prabowo sudah menegaskan bahwa itu bagian dari kebebasan berekspresi, selama tidak mengusir Merah Putih dari tiang utama.
“Masyarakat boleh mengibarkan bendera apapun. One Piece, Persebaya, partai politik, silakan. Asal jangan sampai Merah Putihnya tersingkir. Itu sakral,” kata Mugiyanto di Surabaya, Selasa (12/8/2025).
Dengan restu ini, para penggemar Luffy dan kru Topi Jerami kini bisa bernapas lega setidaknya sampai ada yang mengira bendera itu kode rahasia kudeta laut.
Baca Juga :
Ekonomi Naik, Dompet Kering: Pemerintah Berhasil Meratakan Kesejahteraan ke Arah MinusCuti Bersama 18 Agustus: ASN Liburan, Swasta Tetap Cari Nafkah “Merdeka Versi Siapa Nih?”
Namun, euforia ini belum sepenuhnya meresap di Surabaya. Pemerintah kota baru saja menurunkan bendera dan menghapus mural One Piece di sepuluh titik, dari Sukolilo sampai Tambak Asri. Prosesnya disebut “persuasif”: pemilik setuju menurunkan, aparat yang memegang talinya.
Mural di paving jalan pun ikut disapu cat. “Sudah bersih, diblok saja,” ujar Kepala Bakesbangpol Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru, seolah membicarakan papan catur, bukan seni jalanan.
Menurut Tundjung, kebanyakan warga hanya ikut tren tanpa paham makna. “Bukan mau menentang, cuma gaya-gayaan biar viral,” katanya. Dengan kata lain, Jolly Roger di kampung bukan simbol perlawanan, melainkan sekadar properti konten media sosial.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”