Internasional

Ketika Suara Gen Z Mengguncang Nepal: Dari Protes ke Krisis Nasional

rakyatdemokrasi
×

Ketika Suara Gen Z Mengguncang Nepal: Dari Protes ke Krisis Nasional

Sebarkan artikel ini
Ketika suara gen z mengguncang nepal, dari protes ke krisis nasional
foto: bloomberg

[LOCUSONLINE.CO] Bayangkan Anda berada di tengah gelombang protes yang mengguncang Nepal baru-baru ini, di mana para pemuda—remaja dan dewasa muda—bersuara lantang menuntut perubahan. Demonstrasi ini bahkan berhasil menggulingkan pemerintahan negara Himalaya tersebut, meninggalkan jejak kebakaran di gedung parlemen dan kantor pemerintahan di Kathmandu. Di tengah kekacauan itu, tentara harus turun tangan dengan memberlakukan jam malam demi menenangkan situasi.

Dari balik kerusuhan itu, Nirvana Chaudhary, putra dari taipan terkaya Nepal dan pemimpin grup bisnis besar Chaudhary Group, mengakui bahwa keresahan para generasi muda itu memang memiliki alasan yang sah. “Anak muda tidak melihat negara bergerak maju sesuai harapan mereka,” ujarnya saat berbicara dengan Bloomberg. Ia menegaskan bahwa kekecewaan mereka sangat beralasan, mengingat kondisi politik yang tidak stabil selama bertahun-tahun serta ekonomi yang lemah.

tempat.co

Namun, Nirvana juga menyoroti adanya campur tangan pihak eksternal yang memanfaatkan momentum protes ini untuk melakukan tindakan anarkis. “Ada kekuatan luar yang menyusup dan membajak protes para Gen Z, lalu mulai merusak rumah, pabrik, dan toko,” katanya. Bahkan, bisnis Chaudhary Group yang berawal dari penjualan mi instan mengalami kerugian besar akibat pembakaran dan penjarahan senilai antara 40 hingga 50 juta dolar AS.

Sementara itu, Nepal menghadapi masalah klasik pergantian pemerintahan yang terus-menerus, yang menurut Nirvana justru memperparah ketidakstabilan dan membuat masyarakat semakin frustrasi. Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, kini diangkat sebagai pemimpin interim untuk mencoba mengatasi krisis ini.

Akar kemarahan para pemuda juga mencakup persoalan pengangguran dan ketimpangan sosial yang akut. Istilah “nepo kids” viral di media sosial, menggambarkan anak-anak dari kalangan elit yang memamerkan kekayaan mereka, menambah amarah publik. Dengan lebih dari 20% penduduk Nepal hidup dalam kemiskinan dan tingkat pengangguran pemuda mencapai 22%, ketidakadilan ini kian membara.

Meski begitu, Nirvana Chaudhary yakin sektor swasta akan bangkit kembali. “Kami akan membangun ulang perusahaan dan terus membantu perekonomian tumbuh di berbagai bidang,” ujarnya optimis, menegaskan peran penting bisnis dalam masa depan Nepal yang lebih stabil dan sejahtera.

Anda bisa merasakan langsung ketegangan dan harapan yang menyelimuti Nepal sekarang—sebuah bangsa yang sedang berjuang mencari jalan keluar dari pergolakan dan ketidakpastian demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mudanya. (**)

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8004
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8005
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8002
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8003
previous arrow
next arrow

Bergabunglah dengan Tim Jurnalis Kami!

Apakah kamu memiliki passion dalam menulis dan melaporkan berita? Inilah kesempatan emas untuk bergabung dengan situs berita terkemuka kami! Locusonline mencari wartawan berbakat yang siap untuk mengeksplorasi, melaporkan, dan menyampaikan berita terkini dengan akurat dan menarik.

Daftar

🔗 Tunggu apa lagi!

Daftar sekarang dan jadilah bagian dari tim kami!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner-amdk-tirta-intan_3_2
banner-amdk-tirta-intan_3_3
banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow