“Kenaikan harga ayam potong di Purwakarta disebut-sebut terkait tingginya permintaan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyerap pasokan ayam dalam jumlah besar langsung dari distributor. Kondisi ini membuat pedagang di pasar tradisional kekurangan stok.”
LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Harga ayam potong di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, melonjak tajam hingga menyentuh Rp40 ribu per kilogram. Kenaikan ini membuat pedagang maupun pembeli mengeluh karena daya beli menurun, Jumat (26/9/2025).
Ajis (25), pedagang ayam potong di Pasar Rebo Purwakarta, mengaku bingung menghadapi situasi ini. Menurutnya, harga ayam normal biasanya berkisar Rp30 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram, namun kini sudah lebih dari seminggu stabil di Rp40 ribu.
“Harga mahal ini bikin pembeli banyak yang keberatan. Katanya juga karena MBG (Makan Bergizi Gratis), ayam banyak diambil untuk pesanan itu. Jadi stok di pasar berkurang,” ujar Ajis kepada wartawan.
Ia menuturkan, pembeli dari kalangan pedagang makanan seperti warung Padang dan penjual pecel lele kini mengurangi belanja ayam. Dampaknya, pendapatan Ajis menurun sekitar 40 persen dibanding biasanya.
“Kita orang kecil bingung. Mudah-mudahan nanti ada perkembangan yang lebih baik, biar pedagang dan konsumen sama-sama sejahtera,” tambahnya.
Baca Juga : Pelantikan Pejabat Purwakarta: Dari Kebun Istimewa ke Realita yang Tak Biasa
Keluhan serupa datang dari Mimin (52), pedagang masakan siap saji di sekitar Jalan Purnawarman. Ia terpaksa membeli ayam lebih sedikit karena harga mahal, sementara tidak bisa menaikkan harga jual masakan karena pembeli mayoritas dari kalangan menengah ke bawah.
“Kalau dinaikkan harga jual, pelanggan keberatan. Jadi kita yang tekor. Harapannya pemerintah bisa bantu pedagang kecil seperti kami supaya tetap bisa bertahan,” ungkapnya.
Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan agar harga ayam kembali stabil sehingga kebutuhan dapur rumah tangga bisa terpenuhi dan pedagang tidak semakin tertekan.(Laela)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”