“Dalam birokrasi, satu jabatan saja sudah cukup membuat banyak pejabat kewalahan. Tapi di Purwakarta, tampaknya ada “multitasking level pejabat tinggi” yang patut masuk buku panduan efisiensi atau setidaknya catatan sejarah lokal”
LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Dalam dunia birokrasi yang penuh aturan dan struktur, jarang ada satu orang menduduki dua posisi strategis sekaligus. Namun, Kabupaten Purwakarta kini punya pengecualian. Nina Herlina, yang sebelumnya hanya menjabat Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda), kini resmi dilantik sebagai Penjabat (Pj) Sekda pada Selasa, 30 September 2025. Uniknya, ia tetap merangkap jabatan sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) posisi vital yang mengurusi aliran dana dan aset pemerintah daerah.
Pelantikan Nina oleh Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein dihadiri Ketua DPRD Purwakarta Sri Puji Utami dan sejumlah pejabat. Sehari sebelumnya, Nina bahkan sudah memimpin rapat koordinasi di Aula Janaka Setda, menandai transisi kepemimpinan administratif yang mulus mungkin terlalu mulus.
Langkah ini memunculkan beragam reaksi. Di satu sisi, pemerintah daerah menyampaikan harapan agar kinerja Setda meningkat di bawah kepemimpinan Nina. Di sisi lain, sejumlah pihak mempertanyakan mengapa dua jabatan strategis diserahkan kepada satu sosok.
“Seolah tidak ada orang lain yang bisa. Ini bukan rahasia lagi, banyak yang sudah memprediksi jabatan itu akan jatuh ke Nina,” ungkap salah satu sumber yang meminta namanya dirahasiakan, Jumat (3/10/2025).
APBDP Jabar 2025 Naik Drastis: Infrastruktur Diguyur Triliunan, Kesehatan Ikut Kebagian Sisa Kuah
Sumber tersebut menambahkan, pengangkatan ini memunculkan kesan bahwa penempatan jabatan lebih didasarkan pada kedekatan daripada kapasitas.
“Kalau mau jujur, pejabat dan masyarakat sudah bisa menilai. Jangan sampai jabatan strategis hanya diisi seperti boneka yang mudah diatur,” ujarnya.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”