LOCUSONLINE, GARUT – Kegiatan reses masa sidang I tahun 2025 yang digelar anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi Golkar, H. Imat Rohimat, mendadak berubah jadi “forum curhat” soal dunia kerja. Bertempat di Aula Gedung Desa Salamnunggal, Kecamatan Leles, Senin (13/10/2025), puluhan warga meluapkan keluh kesah mereka bukan soal harga beras atau politik, melainkan nasib para lelaki yang kalah saing… di dunia pabrik.
Dalam sesi tanya jawab, keluhan warga mencuat: lowongan kerja di wilayah mereka seolah “didesain” khusus untuk perempuan. Para laki-laki hanya bisa melihat baliho rekrutmen, sementara peluang masuk kerja seolah seperti “pintu rahasia” di game RPG terlihat ada, tapi tak pernah terbuka.
“Perusahaan di sini lebih banyak menerima perempuan. Padahal laki-laki juga butuh kerja, bukan hanya jadi tukang antar lamaran,” celetuk salah satu warga, disambut anggukan kompak.
Menanggapi hal tersebut, H. Imat Rohimat berjanji akan menyampaikan aspirasi ini ke dinas terkait. Ia mengakui, ketimpangan peluang kerja ini bukan isu baru.
“Akan kami sampaikan ke pihak perusahaan. Laki-laki juga harus punya ruang kerja, bukan hanya ruang tunggu,” ujarnya dengan nada setengah serius.
GLMPK Siapkan Langkah Hukum dan Aksi ke DPRD Garut, PT. JIL Ogah Batasi Sendiri
Selain drama ketenagakerjaan, reses ini juga membahas pembangunan air bersih yang rencananya direalisasikan tahun 2026. Warga berharap air bersih benar-benar mengalir ke rumah, bukan hanya ke dalam dokumen rencana.
“Programnya sudah masuk agenda prioritas,” kata Imat, seolah menegaskan bahwa air bersih dan lapangan kerja sama-sama butuh aliran dana.
Sebagai solusi jangka panjang, Imat menyarankan agar anak-anak muda laki-laki mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) agar punya sertifikat kompetensi. Namun beberapa warga menimpali dengan nada satir, “Kalau ujung-ujungnya perusahaan tetap butuh perempuan, ya kita latih saja jadi model brosur lowongan.”
Reses yang seharusnya penuh formalitas berubah menjadi ruang tawa getir. Antara realita ketimpangan kerja dan janji perubahan yang seperti lagu lama enak didengar, sulit dibuktikan.(Nuroni)

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”