“Panas ini bukan azab, bukan juga hasil konspirasi global. Ini murni kerja sama matahari dan awan yang sedang tidak ingin kompromi. Jadi sebelum menyalahkan “BMKG tidak akurat” atau “cuaca tidak adil”, ingat: Matahari tidak ngaret, manusialah yang sering tak siap.”
LOCUSONLINE, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhirnya menjawab pertanyaan rakyat +62 yang beberapa hari terakhir mendadak jadi ahli cuaca dadakan: “Kenapa siang bolong rasanya kayak duduk di dalam oven?”
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa penyebabnya sederhana matahari sedang geser ke selatan, dan awan-awan hujan memutuskan untuk cuti sementara dari wilayah selatan Indonesia.
“Saat ini kenapa terlihat panas? Karena matahari sekarang itu sudah bergeser di selatan wilayah Indonesia. Ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu jarang,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
Minimnya pertumbuhan awan membuat tidak ada “payung alami” yang biasa menahan sengatan matahari. Akibatnya, warga kota dari Jakarta hingga Surabaya kini mendapat paparan sinar langsung all access, tanpa sensor, tanpa filter UV Instagram.
Suhu pun melonjak ke kisaran 32–35°C, dengan tingkat kepanasan emosional warga jauh lebih tinggi.
Menteri Multitasking: Purbaya, Dua Wamen, dan Mimpi APBN Hemat Gaji
Meski Indonesia sudah memasuki musim hujan sejak Agustus, jangan harap semua wilayah disiram hujan bersamaan. Negara ini luas, dan hujan pun punya jadwal tur sendiri-sendiri. BMKG memprediksi pada November nanti hampir seluruh wilayah Indonesia baru akan kompak kebasahan.
“Nanti di Desember, Januari, Februari itu sudah serentak,” jelas Guswanto.
Jadi, bagi warga yang berharap hujan turun seperti drama Korea episode akhir, mohon bersabar awan belum tentu satu frekuensi dengan jadwalmu.
Hindari keluar rumah jam 11.00–14.00 kecuali ingin tahu rasanya jadi sate.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”