“Menkeu Purbaya buka-bukaan soal uang daerah. Gubernur Jabar bereaksi. Aktivis di Garut mulai menghitung: uang rakyat disimpan di bank, bukan di nurani.“
LOCUSONLINE, GARUT – Pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang blak-blakan soal kondisi keuangan daerah sontak bikin pejabat se-Indonesia mendadak reflektif atau panik, tergantung saldo. Dijuluki “Menkeu Koboi” karena keberaniannya menembak langsung angka-angka ke publik, Purbaya membuka data kas provinsi hingga ke pelosok, termasuk Provinsi Jawa Barat yang kini dipimpin Dedi Mulyadi.
Namun, bukannya apresiasi, yang datang malah bantahan. Dedi menepis seolah ingin berkata: “Uang kami aman, cuma belum sempat dipakai.” Tapi publik keburu menilai: kalau aman, kenapa panik?
Di balik adu argumen dua pejabat itu, masyarakat justru mendapat pelajaran berharga bahwa uang negara bukan hanya soal angka di neraca, tapi juga ego di meja kekuasaan.
Ketua Gerakan Literasi Masyarakat Perjuangkan Keadilan (GLMPK), Bakti Syafaat, menilai langkah Menkeu Purbaya layak diacungi jempol dan mungkin juga peluru transparansi.
“Terima kasih Pak Menkeu. Selama ini kami hanya tahu total APBD, tapi kedalamannya gelap gulita. Sekarang baru kelihatan, siapa yang berenang dan siapa yang tenggelam,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).
GLMPK menilai, keterbukaan Purbaya bisa jadi pintu masuk untuk membongkar dugaan penyalahgunaan anggaran yang selama ini ditutupi dengan istilah “penyerapan belum optimal.” Terjemahannya: uang masih nongkrong di bank, bukan di proyek rakyat.
Sekjen GLMPK, Ridwan Kurniawan, menambahkan dengan nada setengah doa, setengah sindiran:
“Langkah Pak Purbaya ini harus didukung. Tapi kalau setelah dibuka malah pejabatnya ngeles, ya artinya mereka takut cahaya.”
Kini, perhatian publik beralih ke Pemkab Garut, yang disebut-sebut menyimpan dana dalam bentuk deposito dan giro di sejumlah bank, termasuk Bank BJB. GLMPK tak mau tinggal diam. Mereka akan mengajukan audiensi resmi untuk menelusuri berapa banyak uang rakyat yang “istirahat” di bank selama 11 tahun terakhir.

“Jangan tunggu mampu dulu untuk memberi, tidak usah sempat dulu untuk berbuat baik”














