Gambaran Kerusakan: Seberapa Dalam Jatuhnya Bitcoin?
[locusonline.co] Bitcoin (BTC), raja aset kripto, mengalami koreksi tajam yang mengguncang pasar. Pada Jumat (21/11/2025), harga BTC anjlok lebih dari 6% dalam 24 jam, menembus level US$86.100—level terendah yang tidak terlihat sejak April 2025.
Kerusakan tidak berhenti di BTC. Kapitalisasi pasar kripto global menyusut US$180 miliar dalam sehari, merosot ke US$2,97 triliun, mencerminkan kepanikan yang meluas. Aset kripto mayor lainnya ikut terseret dalam pusaran penjualan:
- Ethereum (ETH): Terperosok 6% ke level US$2.800.
- Solana (SOL), BNB, XRP: Mengalami pelemahan 4-6%.
Pasar derivatif menjadi ajang pembantaian, dengan likuidasi posisi mencapai US$831 juta dalam 24 jam. Posisi long (taruhan naik) menjadi korban utama, menanggung kerugian US$712 juta, menunjukkan betapa banyak trader yang terjebak optimisme berlebihan.
Pemicu 1: The Fed Berubah Sikap, Pasar Kripto Langsung Tersungkur
Sentimen makroekonomi global menjadi pemicu utama guncangan ini. Perubahan sikap The Federal Reserve (The Fed) yang kembali hawkish telah mendinginkan ekspektasi pasar akan pemotongan suku bunga.
Data CME FedWatch menunjukkan perubahan drastis sentimen pasar:
- Peluang pemangkasan suku bunga 25 bps pada Desember 2025: 37,6%
- Peluang suku bunga tetap: 62,4%
“Pernyataan terbaru pejabat The Fed menegaskan bahwa inflasi AS masih terlalu tinggi dan belum mendukung untuk pelonggaran moneter. Ini adalah berita buruk bagi aset berisiko seperti Bitcoin, yang kinerjanya sangat sensitif terhadap suku bunga global,” jelas Maureen Hughes, Analis Kebijakan Moneter di Forbes.
Efeknya langsung terasa: investor berbondong-bondong mengurangi eksposur ke aset berisiko tinggi, mengalihkan dana ke instrumen yang lebih aman. Dolar AS menguat, dan kripto terjual.
Pemicu 2: Investor Ritel Kabur Massal dari ETF Kripto
Tekanan jual diperparah oleh aksi pelarian modal investor ritel dari produk ETF Bitcoin dan Ethereum spot. Laporan analis JPMorgan yang dikutip The Block (20/11/2025) mengungkap tren mengkhawatirkan:
- Arus keluar bersih dari ETF BTC dan ETH spot sepanjang November 2025 telah mencapai US$4 miliar.
- Angka ini melampaui rekor arus keluar tertinggi sebelumnya yang terjadi pada Februari 2025.
Yang menarik, arus modal ini justru mengalir deras ke pasar saham. Investor ritel mencatatkan arus masuk sekitar US$96 miliar ke ETF ekuitas sepanjang November. “Ini menunjukkan bahwa dalam ketidakpastian, investor ritel masih memandang kripto sebagai kelas aset yang lebih berisiko dan terpisah dari ekuitas, meski sama-sama berisiko,” tambah analis JPMorgan.
Pemicu 3: “Mid-Cycle Wallet” Ambil Untung, Jual di Tengah Badai
Laporan analisis on-chain dari VanEck (21/11/2025) memberikan penjelasan di level mikro. Tekanan jual tidak datang dari pemegang jangka panjang (long-term holder), melainkan dari kelompok “mid-cycle wallet”—dompet yang kepemilikan BTC-nya terakhir berpindah dalam 1-5 tahun terakhir.
Mereka adalah pihak yang mulai merealisasikan keuntungan dan melepas BTC dalam jumlah signifikan seiring meningkatnya volatilitas. “Sementara HODLer sejati bertahan, para penjual oportunistik inilah yang menambah tekanan di pasar spot dan memperdalam koreksi,” tulis laporan VanEck.
Masa Depan: Ketakutan Ekstrem dan Ujian Ketahanan
Dengan indeks Fear and Greed kripto yang terjebak di zona “ketakutan ekstrem”, sentimen pasar tetap suram dalam jangka pendek. Pemulihan bergantung pada tiga faktor kunci:
- Kejelasan arah kebijakan The Fed mengenai rencana suku bunga.
- Perlambatan arus keluar dari ETF kripto dan kembalinya kepercayaan investor institusional.
- Berkurangnya tekanan jual dari mid-cycle wallet setelah proses pengambilan untung selesai.
Kecelakaan 6% ini menjadi pengingat keras bahwa di balik narasi “digital gold,” Bitcoin tetap merupakan aset berisiko tinggi yang pergerakannya sangat dipengaruhi oleh likuiditas global dan psikologi massa. Mampukah sang pionir kripto bangkit dari level US$86.000, atau ini adalah awal dari winter yang lebih dalam? Jawabannya tergantung pada bagaimana ketiga faktor pemicu ini berevolusi dalam pekan-pekan mendatang. (**)















