BudayaNasional

Dari Nusantara ke Dunia: Mimpi Bahasa Indonesia di Panggung Global

rakyatdemokrasi
×

Dari Nusantara ke Dunia: Mimpi Bahasa Indonesia di Panggung Global

Sebarkan artikel ini

Dengan status baru di UNESCO sebagai batu loncatan, langkah diplomasi kebahasaan dipercepat. Tapi, rintangan masih menanti di jalur menuju target ambisius bahasa internasional pada 2045.

Dari Nusantara ke Dunia, Mimpi Bahasa Indonesia di Panggung Global locusonline featured image

[Locusonline.co, GARUT] Dalam rangkaian kegiatan diplomasi kebahasaan yang diselenggarakan di Cipanas, Garut, Iwa Lukmana, Kepala Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra Kemendikdasmen, menegaskan kembali visi besar Indonesia: menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional paling lambat pada tahun 2045. Ambisi ini bukan sekadar wacana, melainkan bagian dari komitmen nasional yang memiliki pijakan hukum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 dan menjadi rekomendasi utama Kongres Bahasa Indonesia XI Tahun 2018. Pencapaian terbaru yang menjadi fondasi adalah penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 pada Sidang Umum UNESCO pada November 2023.

Fondasi dan Strategi: Berdiri di Atas Prestasi dan Perencanaan

Target 2045 dipandang sebagai momentum strategis yang selaras dengan visi “Indonesia Emas 2045”. Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah bersifat bertahap dan sistematis:

tempat.co
  1. Membangun Komunitas Penutur di Luar Negeri: Upaya pertama difokuskan pada penyebarluasan pengajaran Bahasa Indonesia melalui perwakilan RI di luar negeri. Saat ini, Bahasa Indonesia telah masuk ke dalam kurikulum pendidikan setidaknya di 52 negara, dengan lebih dari 150.000 penutur asing aktif. Negara-negara seperti Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam bahkan memiliki program studi khusus di perguruan tingginya.
  2. Mendapatkan Pengakuan Status Internasional: Puncak dari upaya diplomasi formal saat ini adalah keberhasulan memperoleh status bahasa resmi di UNESCO. Pencapaian ini merupakan “pijakan de jure” yang penting, meskipun untuk menjadi bahasa resmi PBB masih diakui sebagai tantangan yang sangat besar dan kompleks.

Modal dan Peluang: Mengapa Bahasa Indonesia Layak?

Analisis dari berbagai ahli dan institusi menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia memiliki sejumlah keunggulan yang mendukung potensinya:

Modal DasarPenjelasan & Dampak
Jumlah Penutur yang BesarSebagai bahasa nasional negara berpenduduk ke-4 terbesar di dunia (lebih dari 270 juta jiwa), basis penutur aslinya sudah sangat luas.
Tata Bahasa yang Relatif SederhanaStruktur yang tidak terlalu rumit dibanding bahasa Asia lainnya membuatnya lebih mudah dipelajari oleh penutur asing.
Bahasa yang Dinamis dan MenyerapKaya akan kosakata serapan dari berbagai bahasa dunia (Arab, Sanskerta, Belanda, Inggris, dll), sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi.
Cermin Budaya yang KayaSebagai pemersatu ribuan suku, bahasa ini menjadi pintu masuk untuk memahami keragaman budaya Indonesia yang menjadi daya tarik global.

Tantangan dan Jalan Panjang di Depan

Meski optimisme tinggi, jalan menuju pengakuan sebagai bahasa internasional yang setara dengan bahasa-bahasa utama dunia masih panjang. Pemerintah menyadari bahwa meskipun telah diakui oleh UNESCO, perjuangan untuk mencapai status di badan-badan PBB lainnya, apalagi menjadi bahasa resmi PBB, akan membutuhkan usaha yang jauh lebih besar.

Selain itu, langkah diplomasi ke luar harus diimbangi dengan penguatan dari dalam. Kongres Bahasa Indonesia 2018 menghasilkan 22 rekomendasi yang masih relevan, seperti menertibkan penggunaan bahasa asing di ruang publik, memperkuat pengajaran sastra, dan meningkatkan profesionalisme program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Tantangan internal lainnya adalah menjaga vitalitas ratusan bahasa daerah di tengah upaya pemartabatan bahasa nasional, di mana pemerintah juga memiliki komitmen dalam pelestariannya.

Masa Depan: Antara Realitas dan Ambisi

Target 2045 memberikan garis waktu yang jelas. Namun, definisi “bahasa internasional” sendiri bisa bermacam-macam. Apakah berarti menjadi bahasa kerja PBB, bahasa yang dominan di kawasan ASEAN, atau sekadar bahasa yang memiliki komunitas pemelajar yang signifikan di banyak negara? Pencapaian di UNESCO adalah langkah monumental pertama.

Langkah selanjutnya akan bergantung pada konsistensi diplomasi, dukungan politik yang berkelanjutan, dan yang terpenting, kemampuan Indonesia untuk terus meningkatkan daya tarik ekonomi, budaya, dan pendidikannya di mata dunia. Jika gelombang minat global terhadap Indonesia dapat dikawal dengan strategi kebahasaan yang tepat, maka mimpi untuk mendengar Bahasa Indonesia bergaung lebih kencang di panggung internasional pada 2045 bukanlah hal yang mustahil. (**)

Tinggalkan Balasan

banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow