Ridwan GLMPK: Jangan Sampai Menjual Diatas HET
GARUT – Program bantuan Pupuk Bersubsidi ke Kabupaten Garut terus menuai sorotan dari salah satu elemen di Kabuaten Garut, GLMPK (Gerakan Literasi Masyarakat Perjuangkan Keadilan). Kali ini, GLMPK mulai menghitung jumlah keuntungan yang diraup PUD (Pelaku Usaha Distribusi) dan PPTS (Penerima Pada Titik Serah) atau kios.
Menurut perhitungan GLMPK, dari jumlah kuota pupuk bersubsidi sebanyak 114.021 Ton atau setara dengan 114.021.000 Kg, maka PPTS bisa meraup keuntungan sebanyak Rp 15.962.940.000. Jumlah ini berdasarkan hitungan dari jumlah kuota dan keuntungan yang ditetapkan pemerintah untuk PUD dan PPTS, yaitu Rp 140 per Kg.
“Kuota Pupuk Bersubsidi yang diberikan ke Pemkab Garut terdiri dari Urea sebanyak 56.906 Ton, NPK Phonska sebanyak 57.100 Ton dan Pupuk Organik Granul sebanyak 15 Ton. Jika dihitung semuanya menjadi 114 Ton lebih atau 114.021.000 Kg,” terang Sekjen GLMPK, Ridwan Kurniawan, S.H, Rabu (24/12/2025).
Jika Rp 140 dikalikan 114.021.000 Kg, jelas Ridwan, maka hasil kalkulasi angka keuntungannya mencapai Rp 15.962.940.000. Jika Rp 15.962.940.000 dibagi kepada 13 PUD dan PPTS. “Maka masing-masing PPTS mendapatkan keuntungan sekitar Rp 59.122.000,” ujar Ridwan.
Ridwan menilai, keuntungan yang diperoleh PPTS atau kios sudah cukup besar dan petani pun dapat terbantu. Ridwan pun berharap, kios-kios yang dipercaya bisa mendistribusikan pupuk bersubsidi kepada petani dengan amanah.
“Beberapa waktu ini ada isu-isu yang berkembang bahwa penjualan Pupuk Bersubsidi tidak sesuai Harga Eceran Tertingi. Namun isu itu sudah dijawab saudara Aris selaku Ketua P3I (Kumpulan Penyalur Pupuk Indonesia) bahwa isu itu tidak benar,” papar pria yang akrab disapa Kang Iwan tersebut.
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues
