Keluarga ini harus menahan pilu tatkala tiga tahun terakhir perekonomiannya menurun drastis, karena mengaku usahanya bangkrut dan ditipu orang. Bahkan saat ini harus menahan rasa pahit yang mendalam karena putri tercintanya harus di operasi karena divonis penyakit Hidrocefalus dan Celebral Palsy.
Yang lebih memprihatinkan, kini biaya pengobatan untuk anak tercinta semakin besar, namun pendapatan malah nihil. Rumah yang dibangun hasil kerja kerasnya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama bertahun-tahun pun harus dilelang oleh salah satu perusahaan jasa pembiayaan keuangan, karena sertifikatnya dijadikan jaminan untuk meminjam modal usaha.
Kesedihan keluarga ini semakin menjadi-jadi, tatkala beberapa pihak enggan memberikan bantuan karena melihat fisik kediamannya yang disebut cukup megah. Kini anaknya terbaring kesakitan dan obat-obatan tidak bisa ditebus pasca operasi di RS Santosa Bandung.
“Saya hanya bisa menangis dan berharap bantuan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Saya sangat sedih melihat anak saya terbaring dengan luka di kepala bekas operasi. Saya ingin menolongnya, tapi saya tidak mampu. Saya sangat mencintai anak saya,” ujar Widya saat menghubungi media ini, Senin (22/10/2022).
Widya pun menceritakan sedikit kronologis kondisi putri tercintanya. Menurutnya, tanggal 5 Oktober 2023 dirinya menghubungi pihak Dinas Sosial Kabupaten Garut untuk meminta bantuan sebelum anaknya di operasi di RS Santosa Bandung. Namun usahanya meminta ke Dinas Sosial kandas, dengan alasan pihak Dinsos tidak bisa membantu.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues