“Menurut pihak Dinsos Garut anggaran untuk fasilitasi ke faskes bulan Oktober sudah habis. Sedangkan anggaran kas nya baru bisa diajukan bulan November. Kemudian pihak Dinsos menanyakan terkait kepemilikan BPJS,” katanya.
Namun demikian, Widya cukup gembira karena operasinya berjalan lancar. Putrinya akhirnya bisa dibantu setelah mendapatkan bantuan mobil ambulance dari Ketua PDIP, Yudha Puja Turnawan. Bahkan, anggota DPRD itu membantunya membayar BPJS mandiri serta dendanya.
“Anak saya akhirnya bisa dioperasi di RS Santosa Bandung karena dibantu Kang Yudha dari PDIP. Saya sangat berterima kasih kepada beliau. Saya juga malu kalau harus minta bantuan lagi kepada Kang Yudha,” ujar Widya.
Sebenarnya Widya enggan bercerita tentang persoalan keluarganya kepada orang lain, namun melihat kondisi anaknya yang memprihatinkan, maka iapun terpaksa berbagi cerita dengan media. “Saya bingung pak, putri saya kini harus diperiksa ke RS Santosa Bandung, tapi saya tidak punya uang. Obat salep saja belum tertebus. Saya bingung pa,” ujar Widya.
Operasi Pertama Dari Koropak Desa
Sebagai seorang ibu, pasti semua wanita akan merasa sedih ketika melihat anak tercinta terbaring sakit, tetapi tidak memiliki uang untuk berobat. Itulah yang dialami oleh Widya, ibu dari anak bernama Azhima Nur Hafizah. Bayi berusia 10 bulan.
Anaknya itu divonis menderita penyakit Hydrocephalus sejak lahir. Sejak lahir sudah dirawat di RSUD dr Slamet Garut selama dua bulan lamanya. Setelah itu Widya dan keluarganya merawat Azhima di rumahnya. Namun setelah tiga bulan, atau ketika usianya mencapai 5 bulan, Azhima harus menjalani operasi.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues