
Yogi berharap agar siapapun yang terinfeksi HIV Aids bisa melapor ke pelayanan kesehatan, karena akan mendapatkan anti virus ke Puskesmas. Sedangkan untuk rehabilitasi sampai saat ini Garut belum memiliki tempat rehab khusus HIV. Namun yang pasti, dukungan dari masyarakat sangat penting agar ODHA tetap survive.
“Mengedukasi masyarakat yang sudah dan belum menderita HIV Aids sangat penting, kita bimbing dan dampingi. Kami juga melakukan konseling bahwa yang sudah terkena virus, maka perbaiki pola hidup. Jadi, kalau ada ODHA (yang dendam dan menyebarkan HIV Aids kepada orang lain, maka orang tersebut belum terkonseling dan belum tersadarkan,” katanya.
Yogi pun memberikan pesan sekaligus mengingatkan kepada siapa saja yang sudah terinfeksi virus HIV Aids, bahwa mereka masih diterima oleh masyarakat luas dan masih bisa survive, tinggal perlu menjaga berbagai hal yang bisa merugikan kesehatan.
“Pesan kami untuk masyarakat, karena memang kita orang yang beragama dan sesuai dengan Undang-Undang di negara serta sesuai Visi dan Misi Kabupaten Garut, maka kita harus memperkuat, saling memperhatikan keluarga dan pasangan serta meningkatkan keimanan kita,” pungkasnya.
Pencegahan HIV / Aids dengan Pola Pecegahan Covid – 19
Di waktu yang sama, Asep Surahman menambahkan, pencegahan penularan Covid-19 dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan seperti mengecek kondisi tubuh, mendata rute perjalanan dan kontak dengan siapa. Ketika ada gejala yang mengarah ke HIV Aids maka harus hati-hati dan segera diperiksa.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues