LOCUSONLINE.CO – Deni Mardiana mengaku bersyukur, karena ia diberikan amanah oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan partai mempercayakan dirinya sebagai orang kedua setelah dr. Helmi Budiman, ketika diangkat sebagai Ketua DPD PKS Kabupaten Garut Tahun 2020-2024.
Menurutnya, partai tidak asal memilih. PKS menentukan orang berdasarkan kajian, rekam jejak, pengalaman-pengalaman yang dialami masing- masing kader.
“The Write Man In The Write Place, orang yang tepat ditempatkan di tempat yang tepat,” tegas Deni.
Deni kembali mengungkapkan, ia pernah bersekolah di Persis Rancabogo Garut selama 6 tahun dan 5 tahun di Al Azhar University, Kairo Mesir. Di dua tempat yang berbeda ini, Deni mengaku memiliki banyak pengalaman akademis, pergaulan dengan banyak orang dari lintas negara, lintas komunitas bahkan lintas pergerakan.
“Ini yang menarik. Selama belajar di Mesir, saya tidak hanya belajar ilmu agama saja, tetapi saya juga belajar bagaimana sebenarnya pergerakan yang sedang ramai di dunia dan saya masuk ke wilayah yang tepat. Karena waktu itu lagi hangat-hangatnya. Tepatnya tahu 2002-2003 pergerakan Islam di dunia,” papar pria berbadan tegap ini.
Setelah beres dari Mesir, Deni kembali ke tanah air. Di tahun 2021 ia kembali melanjutkan pendidikan di Universitas Garut (Uniga). Dia memutuskan untuk mengambil jurusan administrasi negara, yang mana jurusan ini tidak nyambung dengan S1 dan S2 yang sudah ia selesaikan sebelumnya.
“S1 saya hadist dan s2 nya AN. Inikan jauh, tetapi saya melihat bahwa saya kuliah ini ingin memperkaya pengalaman. Karena saya berpengalaman berorganaisasi di PKS sejak tahun 2001, sejak SMA sudah masuk ke PKS. Kalau hari ini di kalangan kader PKS yang muda-muda, saya merupakan kader asli PKS yang tidak ada sentuhan dengan pergerakan mahasiswa seperti yang lainnya. Saya didik langsung oleh PKS, embrionya PKS,” imbuhnya.
Menariknya, papar Deni, di Negara Mesir tidak ada pergerakan seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), yang ada hanya pergerakan ormas saja.
“Saya juga aktif di Persis, tetapi sebagai aktivis saja. Saya lebih mengaktifkan diri sebagai pergerakan mahasiswa persatuan pelajar mahasiswa di Mesir dan sempat menjadi ketua dan pengalaman berorganisasi,” terangnya.
Banyak warga Garut yang belum mengetahui Sekum DPD PKS Kabupaten Garut ini ternyata memiliki pengalaman yang cukup panjang. Sejumlah program ia gagas berdasarkan pengalaman dan kajian serta diskusi, bahkan sepulang dari Mesir tahun 2008 lalu, ia langsung mendampingi Bupati PKS selama 1 tahun.
“Bupati PKS memiliki program dan saya diperbantukan untuk membantu beliau. Secara umum saya sudah belajar untuk mengelola sebuah negara, sebuah wilayah. Dan pengalaman itu menjadi sangat berharga bagi saya,” ujarnya.
(asep ahmad)
Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues