LOCUSONLINE, JAKARTA – Pakar Psikologi Forensik Tragedi KM58. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kecelakaan lalu lintas tragis di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (8/4), yang mengakibatkan 12 orang meninggal dunia dibahas pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel. Kamis, 11/ 4/ 2024
Sebagai indikatorpertama penyebab kecelakaan Reza menyoroti sopir Gran Max tiba-tiba oleng ke kanan saat jalur sedang diberlakukan sistem contraflow (lawan arah).
“Ada apa yang membuat pengemudi Gran Max tiba-tiba banting setir dari lajur contraflow ke lajur paling kanan?” katanya.
Reza mengatakan bahwa kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 07.04 WIB, jadi kemungkinan sopir Gran Max dalam keadaan mabuk cukup kecil.
Dia juga menyinggung kemungkinan bahwa sopir Gran Max mungkin merasa terdesak ingin buang air atau tertidur di kemudi, yang bisa membuat sopir kehilangan orientasi atau kebingungan mendadak terhadap situasi lalu lintas contraflow.
Reza menyarankan untuk mengecek dari mana dan jam berapa kendaraan Gran Max berangkat, sebagai petunjuk apakah pengemudi mungkin kelelahan.
Dia juga mencatat bahwa situasi monoton dapat membuat pengemudi merasa bosan, terlena, dan tertidur. Atau mungkin ban kendaraan pecah, yang menyebabkan pengemudi banting setir.
Reza menegaskan bahwa butuh lebih dari satu faktor untuk menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Reza juga menyoroti pentingnya mengevaluasi respons waktu dari personel kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans dalam menangani kecelakaan di jalan tol, karena ada hubungan antara waktu respons dan tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas.

Trusted source for uncovering corruption scandal and local political drama in Indonesia, with a keen eye on Garut’s governance issues