Hukum KriminalNewsPeristiwaViral

Chat Viral Mengenai Bullying yang Diduga Dilakukan Dokter Senior Terhadap Junior juga menjadi sorotan di FK Undip

×

Chat Viral Mengenai Bullying yang Diduga Dilakukan Dokter Senior Terhadap Junior juga menjadi sorotan di FK Undip

Sebarkan artikel ini
Chat Viral Mengenai Bullying yang Diduga Dilakukan Dokter Senior Terhadap Junior juga menjadi sorotan di FK Undip
Ilustrasi dokter bullying. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis)

LOCUSONLINE, JAKARTA – Isu bullying di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) menjadi perhatian setelah kasus meninggalnya seorang residen anestesi dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip). Chat viral mengenai bentuk-bentuk bullying yang diduga dilakukan oleh dokter senior terhadap junior juga menjadi sorotan.

Salah satu contohnya adalah paksaan untuk mengkonsumsi beberapa bungkus nasi padang dalam jumlah yang tidak wajar, sebagaimana terungkap dalam kutipan chat viral. Selain tindakan memaksa makan nasi padang dalam porsi yang tidak masuk akal, dokter senior dalam percakapan tersebut juga menggunakan kata-kata yang tidak pantas.

Dalam chat viral mengenai bentuk-bentuk bullying yang diduga dilakukan oleh dokter senior terhadap junior , muncul istilah ‘jatah istri residen’. Bentuk bullying yang disebut-sebut terjadi di lingkungan PPDS ini menuai kecaman dari pengguna media sosial.

Menanggapi isu bullying yang viral, Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa mereka belum dapat mengonfirmasi kebenarannya. Belum ada laporan resmi terkait bullying yang disebutkan.

“Belum ada laporan terkait hal ini,” ujar dr. Nadia saat dihubungi detikcom pada Sabtu (17/8/2024).

“Kami sedang melakukan investigasi, terutama jika kasus ini terjadi di RS vertikal Kemkes,” tambah dr. Nadia.

Sementara itu, kasus meninggalnya residen PPDS di FK Undip mengalami perkembangan baru. Keluarga korban membantah kabar bahwa almarhum meninggal karena bunuh diri.

“Terkait informasi viral yang menyebutkan bahwa korban meninggal karena bunuh diri, kami menolak hal tersebut. Itu tidak benar. Almarhum meninggal karena sakit,” ungkap Susyanto seperti dilansir dari detikJateng, Sabtu (17/8/2024).

Susyanto menjelaskan bahwa ada kemungkinan almarhum saat itu dalam keadaan lelah dan lemas, sehingga menyuntikkan sendiri dosis berlebihan obat anestesi.

“Korban meninggal karena sakit, mungkin saat itu dalam keadaan lelah, dalam situasi darurat, dia mungkin menyuntikkan dosis anestesi berlebihan atau sejenisnya. Intinya, keluarga membantah kabar bahwa korban meninggal karena bunuh diri,” jelasnya.

Respons Keluarga Terkait Dugaan Perundungan

Keluarga juga belum dapat memberikan pernyataan mengenai dugaan perundungan yang dialami almarhumah selama menjalani pendidikan spesialis.

“Kami belum bisa memberikan informasi secara detail terkait dugaan perundungan yang dialami almarhumah, karena hal tersebut perlu penanganan yang tepat. Kami akan memberikan keterangan secara jelas kepada pihak berwenang,” ungkap Susyanto.

Editor: Red

zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8001
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8004
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8005
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8002
zonaintegritaspdamtirtaintankabupatenGarut_8003
previous arrow
next arrow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

banner-amdk-tirta-intan_3_2
banner-amdk-tirta-intan_3_3
banner-amdk-tirta-intan_3_1
previous arrow
next arrow

Eksplorasi konten lain dari Locus Online

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca