Upaya Mufakat Justru Direspon Negatif
Namun sayangnya, upaya yang dilakukan tokoh pemuda terebut justru mendapat respon yang negatif dari pihak managemen rumah sakit. Perspektif yang timbul justru bertolak belakang dengan fakta yang sebenarnya. Kedatangan mereka dituding hendak membuat onar dan akan mengganggu kondusifitas rumah sakit.
Tokoh Pemuda Bercerita Fakta Kontribusi Masyarakat Sekitar
Hidayat juga menceritakan, sejak sebelum adanya penerapan modernisasi dalam pengelolaan parkir di rumah sakit plat merah tersebut, puluhan warga desa setempat memang tiap harinya terlibat aktif dalam stabilitas operasional fasilitas kesehatan milik negara itu.
Baik itu menjadi tukang jaga kendaraan pasien, berdagang makanan, hingga membantu pasien atau keluarga pasien dalam menerapkan mekanisme dan prosedur untuk mendapatkan layanan kesehatan disana.
“Bahkan sejak rumah sakit ini berdiri, warga Desa Kedaton-lah yang berkontribusi untuk bagaimana dapat menjaga kelancaran operasional rumah sakit. Baik pada aspek legalitas, kapasitas, kapabilitas hingga urusan kondusifitas. Sebab, warga Desa Kedaton merasa memiliki tanggungjawab juga karna rumah sakit ini berdomisili di kampung kami,” terang Hidayat, Kamis (6/2/2025).
Setelah puluhan tahun rumah sakit ini beroperasi hingga punya predikat paripurna dalam hal pelayanan seperti saat ini, azas kearifan lokal tetap terjaga. Meskipun, sudah puluhan kali juga pejabat direkturnya silih berganti.
Setelah memasuki masa transisi era digitalisasi, khususnya dalam hal pengelolaan parkir, pada tahun 2017 silam RSUD Bob Bazar Kalianda menggandeng pihak swasta guna mengelola parkir dengan standar operasional elektronik (eParking). Yaitu PT. HZL Indonesia (Hanura Putra).
