Ia juga menjelaskan bahwa tidak semua karyawan diizinkan masuk ke area pabrik. “Yang bisa masuk cuma pengurus serikat buruh untuk mengurus ini. Ada tiga serikat buruh di sini: SPG, SPSI, dan KASBI. Jadi yang boleh masuk hanya yang tergabung di dalamnya,” sambungnya.
Perwakilan Serikat Buruh Manunggal Garut KASBI, Risna, mengecam keras tindakan perusahaan yang dinilai tidak menghargai kontribusi para pekerja.
“Kami merasa tidak dihargai sebagai karyawan PT Danbi Internasional yang sudah bekerja puluhan tahun. Ada yang 20 tahun, bahkan 35 tahun. Kontribusi kami seolah diabaikan, dan kini kami tidak tahu harus bagaimana ke depannya,” ujar Risna.
Ia menegaskan bahwa serikat buruh akan mengambil langkah hukum untuk memastikan hak-hak karyawan tetap terpenuhi. “Meskipun perusahaan sudah bangkrut atau melakukan PHK sepihak, kami masih memiliki hak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13, kami berhak mendapatkan pesangon yang layak,” sambungnya.
Para karyawan menuntut agar pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan sesuai regulasi perundang-undangan yang berlaku. “Jika perusahaan memang sudah tidak membutuhkan kami, silahkan PHK kami. Tapi jangan asal, gunakan aturan yang berlaku! Kami hanya meminta hak kami sesuai hukum,” tegas Risna.
Risna juga mengungkapkan bahwa tidak ada pemberitahuan resmi dari perusahaan mengenai kebangkrutan ini, sehingga kejadian ini terjadi secara mendadak dan penuh kepanikan. “Hari ini bisa dilihat sendiri, karyawan membawa barang-barangnya dari dalam pabrik. Ini bukti bahwa tidak ada informasi sebelumnya dari perusahaan. Semua mendadak dan tidak kondusif,” lanjutnya.
