“Kenapa publik memberikan apresiasi? Kadang-kadang kan kita suka dengar no viral no justice, tapi yang terjadi dengan kejaksaan sebetulnya justice dulu baru viral, kebalik gitu yah,” kata Effendi.
Effendi menambahkan bahwa tindakan Kejagung justru menunjukkan kebalikannya, yaitu penegakan hukum yang dijalankan secara independen, profesional, dan akuntabel dengan tujuan utama, yakni upaya menegakkan kebenaran dan keadilan.
“Dengan prinsip mengutamakan kebenaran dan keadilan, tak heran bila Kejagung tampil lebih berani dan meyakinkan di mana hasil kerjanya bisa langsung dirasakan publik,” ujar Effendi.
Keberhasilan Kejagung dalam mengungkap kasus korupsi besar seperti Jiwasraya, ASABRI, Duta Palma, PT Timah, dan terbaru kasus tata kelola minyak mentah Pertamina yang diduga merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah, menunjukkan komitmen Kejagung dalam memberantas korupsi.
Editor: Bhegin
