“Banyak warga dengan latar belakang pendidikan biasa justru sukses secara ekonomi. Sebaliknya, ada juga lulusan S2 yang bekerja sebagai pengemudi ojek daring karena kondisi lapangan kerja yang terbatas,” jelas Yahya, Minggu (18/5).
Yahya meminta Menkes untuk lebih mengedepankan data dan pendekatan berbasis fakta dalam membuat pernyataan, agar tidak menimbulkan kegaduhan atau kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Sebelumnya, dalam kesempatan berbeda, Budi juga sempat menyampaikan kekhawatirannya terkait obesitas. Ia menyebut bahwa laki-laki dengan ukuran celana di atas 33 berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan serius, dan karena itu perlu waspada terhadap indeks massa tubuh yang ideal.
Kementerian Kesehatan terus menekankan pentingnya pencegahan penyakit melalui pola hidup sehat dan peningkatan kesadaran masyarakat, sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional. (BAAS)
