LOCUSONLINE, GARUT – TNI AD Menawarkan Konpensasi: Ledakan saat pemusnahan amunisi afkir di Desa Sagara, Cibalong, Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2026), menewaskan sembilan warga sipil dan empat anggota TNI. Peristiwa tragis ini memunculkan desakan agar investigasi dilakukan secara transparan dan menyeluruh. senin, 19 Mei 2025
Hingga kini, keterangan antara pihak TNI dan masyarakat masih bertentangan. TNI menyebut keterlibatan warga adalah hal biasa, sementara keluarga korban mengklaim warga sipil kerap dilibatkan dalam kegiatan disposal.
Sebagai bentuk tanggung jawab, TNI AD menawarkan kesempatan bagi anak korban untuk bergabung menjadi bagian keluarga besar TNI. Namun, tawaran ini menuai kritik. Koalisi Masyarakat Sipil menilai langkah itu berisiko menyederhanakan akar persoalan dan mengabaikan hak-hak korban.
Baca Juga :
Polresta Bandung Tangkap Pengemudi Taksi Online Pelaku Pelecehan Seksual Siswi SMP
Ketua YLBHI, Muhamad Isnur, menyebut kompensasi semacam ini tidak bisa menggantikan keharusan pengungkapan fakta. Ia menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap SOP dan kemungkinan pelanggaran hukum.
Terkait penyelidikan, TNI AD telah membentuk tim investigasi yang masih bekerja. Total 36 saksi, termasuk warga dan personel TNI, telah dimintai keterangan.
Sejumlah organisasi sipil juga mendesak DPR membentuk tim pencari fakta independen dan memperketat pengawasan terhadap pengelolaan amunisi militer. Mereka menekankan bahwa rekrutmen keluarga korban ke TNI harus tetap melalui jalur resmi, tanpa mengabaikan proses hukum.
