“Serangan ini bukan hanya reaksi emosional, tapi pesan militer dan geopolitik: Iran bisa menyerang pusat kendali Israel kapan pun dibutuhkan,” tulis The New Arab dalam laporannya.
Pemerintah Netanyahu Diuji
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut serangan ini sebagai ujian bagi eksistensi Israel dan berjanji akan terus melancarkan operasi militer. Namun serangan terhadap Kirya menimbulkan guncangan psikologis di dalam negeri. Kepercayaan publik terhadap keandalan sistem pertahanan udara dan keputusan pemerintah untuk memulai serangan ke Iran mulai dipertanyakan.
Serangan awal Israel terhadap Iran disebut-sebut tidak didorong oleh ancaman langsung, melainkan inisiatif pre-emptive untuk melemahkan program nuklir Teheran. Langkah tersebut kini dinilai sebagai tindakan gegabah yang menyeret kawasan menuju eskalasi lebih luas.
Peringatan Ayatollah Khamenei dan Desakan Internasional
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa Israel telah membuka babak “perang terbuka”. Sementara itu, sejumlah negara Teluk, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menyerukan penahanan diri untuk mencegah konflik penuh skala antara dua kekuatan utama di Timur Tengah.
Serangan terhadap Kirya menandai titik balik penting: ketika narasi dominasi militer Israel dipertanyakan, dan kemampuan Iran untuk menyeimbangkan kekuatan di panggung regional mulai terbukti. Dunia kini menanti, apakah dua negara ini akan melanjutkan spiral balas dendam atau menemukan celah diplomasi di tengah reruntuhan ego geopolitik. (BAAS)
